REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang mengatakan banyak politisi yang berjuang menjadi DPR, bukan untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat. Namun mereka justru hanya mengadu nasib di jalur politik.
"Mengejar kekuasaan melalui jabatan DPR justru dilakukan oleh mereka yang memang tidak memiliki pekerjaan, sehingga motif masuk partai bukan untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat tapi justru hanya mengadu nasib di jalur politik," kata Ahmad Atang di Kupang, Rabu.
Dia mengemukakan hal itu, menjawab pertanyaan seputar fenomena di Indonesia akhir-akhir ini yang menunjukan kecenderungan menempatkan politik sebagai lahan mata pencaharian.
Dalam hubungan dengan itu, kata dia, menduduki sebuah jabatan politik, seperti DPR dapat mengubah status orang sesaat dan itu dinikmati secara euforia tanpa memikirkan tugas dan tanggung jawab yang maha berat.
"Menjadi politisi di negara ini adalah sebuah kemewahan sehingga segala cara dilakukan untuk meraihnya," katanya.
Karena itu, tambahnya, tidak mengherankan jika produk demokrasi di Indonesia lebih banyak melahirkan para politisi daripada negarawan.
"Negarawan selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya, tetapi politisi selalu berpikir untuk dirinya sendiri, tanpa memikirkan nasib rakyat."
Dalam konteks Indonesia saat ini, kata Ahmad Atang, rakyat sangat merindukan politisi yang negarawan dan negarawan yang politisi untuk mewujudkan sebuah tatanan sosial lebih baik.
Baca juga, Ketua DPR Akui Sulit Berantas Korupsi di DPR.