Rabu 23 Mar 2016 15:24 WIB

BPJS Ketenagakerjaan Diminta Jadi Pelopor Gerakan Revolusi Mental

Menko PMK Puan Maharani saat pencanangan Gerakan Nasional Revolusi Mental di BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Rabu (23/3).
Foto: Ist
Menko PMK Puan Maharani saat pencanangan Gerakan Nasional Revolusi Mental di BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Rabu (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan diminta menjadi pelopor Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di lingkungan kerjanya. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menjelaskan, ada tiga nilai utama Revolusi Mental, yaitu nilai integritas, etos kerja, dan gotong-royong.

Dengan membudayakan ketiga nilai ini, Puan yakin, Indonesia dapat menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa lain di dunia. Menurut dia, Revolusi Mental bukanlah pekerjaan satu-dua hari, melainkan proyek nasional jangka panjang dan berlangsung secara terus-menerus.

Pihaknya yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan GNRM, meminta secara khusus kepada jajaran BPJS Ketenagakerjaan untuk segera melakukan langkah-langkah proses internalisasi dan implementasi nilai Revolusi Mental secara sungguh-sungguh dan berkesinambungan.

“Saya ucapkan selamat atas pencanangan gerakan Revolusi Mental di BPJS Ketenagakerjaan. Semoga semangat 'Etos Kerja Merajut Sejahtera di Hari Esok' dapat diikuti mitra BPJS Ketenagakerjaan. Sehingga ke depan jiwa melayani, tertib dan bersih dalam penyelenggaraan jaminan sosial ketenagakerjaan dapat berjalan optimal dan manfaatnya dirasakan seluruh lapisan masyarakat,” katanya di Jakarta, Rabu (23/3).

Puan berharap, dengan pencanangan GNRM itu akan segera terbangun etos kerja karyawan BPJS Ketenagakerjaan yang berintegritas, mau bekerja dengan keras, jujur dan cerdas serta dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, dan semangat gotong royong. Dia menjelaskan, dalam jangka pendek, Revolusi Mental dapat dilihat dari perbaikan pelayanan yang semakin ramah dan membantu.

Dalam jangka menengah dan panjang, sambung dia, praktik Revolusi Mental harus menjadi bagian dari gaya hidup di dalam lingkungan BPJS Ketenagakerjaan. "Perubahan-perubahan tersebut haruslah memiliki indikator yang terukur dan terdiri dari indikator yang dapat menggambarkan praktek kerja bersih, kerja tertib, dan kerja melayani," ujarnya.

Indikator tersebut, antara lain ditunjukan dengan mulai dari kebersihan lingkungan kantor, kinerja pengelolaan keuangan dan dana jaminan sosial yang taat aturan, pelayanan kepada peserta jaminan sosial yang memiliki kejelasan informasi, kejelasan prosedur, kejelasan waktu, dan kejelasan biaya yang berorientasi pada kepuasan peserta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement