Selasa 22 Mar 2016 11:11 WIB

Demo Sopir Taksi, Ahok: Kalau Anarkis Polda akan Tindak Keras

Rep: Rizky Suryarandika / Red: Andi Nur Aminah
Kemacetan terjadi di Jalan Gatot Soebroto saat Ribuan sopir taksi melakukan aksi di Jakarta, Selasa (22/3).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Kemacetan terjadi di Jalan Gatot Soebroto saat Ribuan sopir taksi melakukan aksi di Jakarta, Selasa (22/3). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan aksi unjuk rasa ribuan sopir taksi pada Selasa, (22/3) akan ditindak tegas jika berbuat anarkis. Basuki atau biasa disapa Ahok mengatakan aksi unjuk rasa boleh saja dilakukan. Namun ia mengimbau agar prosedur unjuk rasa ditaati oleh para sopir tersebut. 

Ahok mengatakan telah meminta kepolian untuk mengamankan jika situasi memanas. "Kalo anarkis pasti dari Kepolisian akan ada tindakan keras," ujarnya kepada wartawan, Selasa (22/3).

Ahok mengakui ketidakadilan yang dirasakan penyedia jasa taksi konvensional. Sehingga menurut Ahok wajar saja jika aksi unjuk rasa dilakukan. Apalagi Ahok merasa sejumlah keuntungan yang dimiliki transportasi daring membuat tarifnya lebih murah.

"Supir taksi yang demo ini kan merasa hanya tidak adil. Mereka biaya mahal sementara taksi yang menggunakan daring ini kan murah bahkan bisa setengah harga. Murah karena tidak ada kewajiban bikin pool, tidak ada kewajiban punya bengkel, tidak ada bayar pajak, tidak ada kewajiban pelihara karyawan," ujarnya

Lebih lanjut Ahok mengatakan penyedia jasa taksi konvensional harus menaati aturan berlaku yang mengakibatkan ongkos operasional meningkat.

"Sementara perusahaan taksi ini (konvensional) diwajibkan mesti punya pool. Nah kalau yang sekarang ini model nggak pakai pool. Itu mesti balik lagi dan mereka nuntut keadilan," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement