Ahad 20 Mar 2016 14:55 WIB

10 Warga Meninggal Beruntun Pascakesurupan di Berau

kesurupan (ilustrasi)
Foto: antara
kesurupan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Sebanyak 10 warga Kampung Marancang Ulu, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dilaporkan meninggal beruntun. Sebagian diduga warga akibat kesurupan dalam 47 hari terakhir.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, drg Totoh Hermanto, dihubungi dari Samarinda, Ahad (20/3) siang, membenarkan adanya informasi 10 warga di Kampung Marancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur, meninggal yang sebagian diduga akibat kesurupan. "Memang benar ada 10 warga meninggal di Kampung Marancang Ulu dalam kurun waktu sebulan terakhir. Tetapi, karena itu akibat kesurupan sehingga dari tinjauan medis kami tidak bisa menganalisisnya," ujar Totoh.

Ia juga membenarkan bahwa Pemerintah Kabupaten Berau, telah menurunkan tim untuk mengecek langsung terkait meninggalnya 10 warga Kampung Marancang Ulu, yang diduga akibat kesurupan tersebut. "Tim dari Pemkab Berau telah melibatkan puskesmas setempat untuk mengecek informasi meninggalnya 10 warga tersebut," kata Totoh.

Kapolres Berau Ajun Komisaris Besar Anggi Yulianto Putro, dikonfirmasi, juga membenarkan adanya warga yang meninggal diduga akibat kesurupan tersebut. Namun, polisi lanjut Anggi Yulianto Putro masih melakukan pengecekan untuk memastikan penyebab kematian 10 warga Kampung Marancang Ulu.

"Memang benar ada informasi 10 warga meninggal di Kampung Marancang Ulu. Namun, kami masih melakukan pengecekan di lapangan untuk memastikan informasi apakah betul ke-10 warga tersebut meninggal akibat kesurupan atau faktor lain," kata Anggi.

Sementara, Kepala Kampung Marancang Ulu, Andi Marpai menyatakan, ke-10 warga yang meninggal itu tidak seluruhnya akibat kesurupan. Namun, ia mengakui ke-10 warganya yang meninggal tersebut berlangsung secara berentetan, dalam waktu 47 hari terakhir.

"Jadi, tidak semua warga yang meninggal tersebut akibat kesurupan. Hanya ada dua orang yang meninggal karena kesurupan, terakhir terjadi sekitar sembilan hari yang lalu," tuturnya.

Sepuluh warga yang meninggal tersebut ada anak-anak yang sebelumnya memang sakit-sakitan, kemudian ibu hamil meninggal dan sempat dibawa ke rumah sakit. Mereka meninggal secara berentetan selama 47 hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement