Ahad 20 Mar 2016 12:55 WIB

Seribu Balita di Tasikmalaya Belum Diimunisasi Polio

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Angga Indrawan
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (ketiga kanan) dan Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek (kedua kiri), disaksikan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo (kanan) memberikan vaksin polio tetes kepada anak balita seusai Pencanangan Pekan Imunisasi
Foto: Antara/Maulana Surya
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (ketiga kanan) dan Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek (kedua kiri), disaksikan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo (kanan) memberikan vaksin polio tetes kepada anak balita seusai Pencanangan Pekan Imunisasi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya menargetkan 58.321 balita diimunisasi polio serempak pada Selasa (8/3). Namun, sampai saat ini masih ada balita di Kota Tasikmalaya yang belum dan tidak mau diimunisasi. Dinkes mencatat, jumlah yang belum diimunisasi mencapai 1.084 balita.

Kasubag Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, Dinkes Kota Tasikmalaya, Didin Fitriyadi mengatakan, setelah dilakukan validitas, di Kota Tasikmalaya ada 57.822 balita. Setelah Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2016 pada Selasa (8/3), sebanyak 98,87 persen balita yang ada di Kota Tasikmalaya sudah diimunisasi. Namun, masih ada balita yang belum diimunisasi.

"Masih juga ada yang belum dan tidak mau diimunisasi jumlahnya mencapai 1.084 balita," kata Didin, Ahad (20/3).

Didin menerangkan, banyak faktor yang membuat banyak balita di Kota Tasikmalaya belum diimunisasi polio. Sejumlah orang tua yang tidak mau anaknya diimunisasi berpendapat, vaksin polio mengandung zat yang diharamkan agama. Sebagian di antara mereka ada juga yang berpendapat vaksin mengandung bahan kimia berbahaya.

Selain itu, ada juga yang beralasan anaknya sedang sakit dan sejumlah balita sedang dibawa ke luar kota oleh orang tuanya. Beberapa hal tersebutlah yang mengakibatkan masih banyaknya balita yang belum diimunisasi polio pada PIN 2016.

Orang tua yang tidak mau anaknya diimunisasi tidak bisa dipaksa. Meski Dinkes sudah melibatkan pegawai kelurahan, kecamatan, kepolisian dan koramil tetap masih ada yang tidak mau anaknya diimunisasi. Dikatakan Didin, mereka yang tidak mau anaknya diberi vaksin polio harus membuat surat pernyataan beserta alasannya.

Sebelumnya, pada Selasa (8/3) jumlah balita yang diimunisasi mencapai 95 persen. Kemudian, petugas PIN 2016 melakukan penyisiran ke setiap kelurahan. Petugas mengunjungi balita yang belum diimunisasi ke rumahnya. Sampai pekan lalu, jumlah balita yang diimunisasi bertambah menjadi 98,87 persen dari 95 persen.

Saat sedang dilakukan PIN 2016 ada 429 balita dari luar Kota Tasikmalaya yang diimunisasi. Sebab, Pos PIN 2016 ada di pasar, stasiun, terminal dan setiap pusat keramaian. Jadi banyak balita dari luar Kota Tasikmalaya diimunisasi di pusat keramaian. Menurut Didin, hal ini dilakukan untuk mencegah penularan polio.

"Sebab masih ada negara-negara yang belum bebas polio seperti Pakistan, Bangladesh dan Nigeria," ujar Didin.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement