REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mewacanakan penjualan 72 persen saham pemerintah provinsi (pemprov) pada PT Pembangunan Jaya Ancol (PJA) ke pihak asing. Namun ia menegaskan jangan sampai pihak asing menguasai saham mayoritas.
Gubernur yang akrab disapa Ahok itu membuka peluang jika pihak investor asing ingin menanamkan sahamnya di PJA. Ia mempertimbangkan kehadiran investor asing mampu membuat promosi Ancol di luar negeri akan lebih efektif. Menurutnya, tentu investor asing akan mengundang warga di negaranya untuk datang ke Ancol.
"Asing masuknya jangan banyak, jangan kuasai mayoritas. (Kalau ada investor asing) dapat auditor gratis, dapat jaringan dunia gratis. Kan otomatis promosi wisata pasti terjadi," katanya kepada wartawan di Balai Kota, Rabu (16/3).
Sementara itu, ia menyebut konsep kerjasama dengan asing berbentuk strategic partnership. Dalam kerjasama tersebut pihak asing diwajibkan menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan pengelola PJA.
"Itu pengen narik strategic partner. Kalau jual saham, biar ada kayak disneyland ikut (beli saham) kan bisa lebih bagus. Saya pastikan kalau strategic partner yang ikut itu," ujarnya.
Sebelumnya, Ahok mengutarakan niatnya untuk menjual aset pemprov DKI berupa 72 persen saham di PJA kepada pihak luar negeri. Alasannya, Ahok menilai promosi akan lebih gencar dilakukan jika kerjasamsa dengan asing terjadi.