Ahad 13 Mar 2016 12:14 WIB

Boikot Produk Israel Diharapkan Tidak Sebatas Diplomasi

Rep: c21/ Red: Andi Nur Aminah
Pengamat Timur Tengah Al Chaidar.
Foto: Antara
Pengamat Timur Tengah Al Chaidar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Timur Tengah Al Chaidar mengkritisi pernyataan Presiden Joko Widodo untuk memboikot produk Israel. Dia menilai pernyataan itu hanya bersifat diplomatis.

Jika hanya sekadar diplomatis, katanya, hal tersebut justru akan menimbulkan kekecewaan mendalam di negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terutama Palestina.

Dia mengutip pernyataan salah satu tokoh diplomatik, Paul Penley, yang menyebut soal diplomasi munafik. Jadi di depan senyum-senyum, namun di belakang malah sebaliknya.

"Di depan senyum kepada Palestina, namun di belakang melakukan hubungan kerja sama dengan Amerika dan Israel," terang Al Chaidar, Ahad (13/3).

Chaidar mengatakan, kenyataannya memang Amerika Serikat tidak dapat meninggalkan hubungan kerja sama dengan Israel, dan Indonesia tidak pernah dapat melawan Amerika. 

Kemudian Chaidar menegaskan pernyataan Jokowi hanya akan menimbulkan kekecewaan pada masyarakat Indonesia dan negara-negara Timur Tengah. Tentu saja, kalau ucapan yang disampaikan saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Senin (7/3) lalu tersebut tidak direalisasikan. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement