Jumat 11 Mar 2016 21:41 WIB

Pengamat: Calon Independen tak Berarti Deparpolisasi

Red: M Akbar
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri di Jakarta, Kamis (25/2).
Foto: Antara/Reno Esnir
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri di Jakarta, Kamis (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Survei Lintas Nusantara Emrus Sihombing mengatakan, calon independen bukan berarti sebuah upaya untuk mengerdilkan peran partai politik atau depaprpolisasi.

"Justru calon independen tersebut sebagai tantangan dan motivasi bagi partai politik untuk berbenah diri sehingga mampu melahirkan pemimpin yang melampau kualitas calon independen," katanya di Jakarta, Jumat (11/3), menanggapi pernyataan yang berkembang bahwa majunya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) melalui jalur indenpenden sebagai upaya deparpolisasi.

Dengan demikian, menurut dia, rakyat diuntungkan karena memperoleh pemimpin yang lebih berkualitas. "Jadi rakyat tidak membeli kucing dalam karung, seperti terjadi pada rezim Orde Baru dulu," katanya.

Sementara itu menanggapi pemilihan gubernur Jakarta 2017, dia menyakini politik tetap dinamis. Tidak serta merta saat ini Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berdasarkan survei-survesi meraih peringkat pertama tetap mampu bertahan.

Apalagi Jakarta merupakan wilayah dengan rakyat yang terdidik dan pemilih rasional yang dominan. "Pemilih rasional gampang berpindah kalau dalam pemahaman rasional mereka ada sesuatu yang salah," katanya.

Ia menambahkan, semakin mendekati pemilu, maka para calon akan semakin memperkuat diri untuk meraih suara. Di sisi lain, para calon juga akan memberikan perlawanan kepada ahok. Sejumlah isu akan semakin menguat.

Ia mencontohkan, kasus dugaan korupsi pembelian RS Korupsi yang saat ini masih terkatung-katung, isu penggusuran yang dinilai tidak manusiawi, isu penyerapan anggaran dan tidak jelasnya peta ruang terbuka hijau yang menjadi alasan Ahok untuk menggusur.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement