REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Saminah (43) dapat tersenyum lega ketika rumah reyot miliknya yang berukuran 7 x 5, berdinding anyaman bambu dan nyaris roboh, akhirnya dibongkar. Rumah janda miskin dengan tiga anak itu dibangun ulang oleh Pemkab dan warga secara bergotong royong.
''Pemkab langsung merespon memperbaiki rumah Ibu Saminah setelah Gubernur Ganjar Pranowo dan Bupati melihat langsung kondisi rumah Saminah, 18 Februari lalu,'' kata Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno, Jumat (11/3).
Menurutnya, pemugaran rumah warga di dusun Pawuhan, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, telah dilakukan Rabu (9/3), lalu.
Terkait temuan rumah warga yang kondisinya memprihatinkan tersebut, Wabup kembali menegaskan agar para kepala desa dan perangkat di wilayahnya menyisir kembali warganya yang masih tinggal di rumah tidak layak huni.
''Dengan dilakukan penyisiran, diharapkan kita bisa mendapat hasil pemetaan yang lebih jelas mengenai kondisi warga di Banjarnegara. Data harus lengkap by name, by addres. Jangan sampai ada RTLH yang terlupakan tidak terdata,'' katanya.
Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (KPMD), Imam Purwadi, menambahkan, besarnya bantuan renovasi RTLH adalah Rp 7 juta. Dana sebesar itu digunakan untuk merenovasi rumah sasaran sebesar Rp 5,5 juta, dan pembangunan jamban dan septic tanknya sebesar Rp 1,5 juta.
''Dengan dana sebesar itu, bagian rumah yang dipugar terdiri dari bagian atap, lantai, dan dinding,'' katanya.
Dia mengakui, dengan dana sebesar itu, maka bila kebutuhan tenaga kerja juga diperhitungkan, maka tidak akan cukup. ''Karena itu, kami memohon ada keperdulian warga untuk bergotong royong memugar rumah saudaranya yang kurang beruntung,'' katanya.
Berdasarkan database yang dihimpun Kantor PMD tahun 2015, di Kabupaten Banjarnegara masih terdapat sekitar 22.218 rumah warga yang masuk kategori tidak layak huni. Dari jumlah tersebut, yang bisa tertangani hingga kini baru 1.845 unit rumah.
''Di tahun 2016 ini, kita baru bisa merehab 750 unit RTLH. Dengan demikian, masih tersisa 19.623 rumah yang belum tertangani,'' katanya.
Berdasarkan kondisi tersebut, dia berharap perusahaan-perusahaan besar dan swasta ikut berpartisipasi melalui bantuan CSR untuk membantu mengentaskan kemiskinan dengan melakukan program pemugaran RTLH. Bahkan, dana desa yang diperoleh desa dari APBN, juga bisa digunakan untuk pemugaran RTLH.
''Dengan banyaknya pihak yang berperan, kami berharap jumlah rumah tidak layak huni di Banjarnegara akan bisa berkurang dengan cepat,'' katanya.