Selasa 08 Mar 2016 22:30 WIB

Pawai Ogoh-Ogoh akan Masuk Agenda Budaya Rutin

Pawai Ogoh-ogoh
Foto: antara
Pawai Ogoh-ogoh

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta siap memasukkan kegiatan Pawai Ogoh-ogoh untuk menyambut perayaan Nyepi ke dalam agenda budaya rutin tahunan di Yogyakarta.

"Pada dasarnya, pawai ogoh-ogoh bukan hanya peristiwa agama, tetapi merupakan peristiwa budaya," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Selasa (8/3).

Menurut dia, selain dibuat oleh umat Hindu yang akan merayakan Nyepi, ogoh-ogoh juga dibuat oleh masyarakat yang tidak beragama Hindu, bahkan banyak warga yang kemudian terlibat saat mengaraknya.

Pada pawai ogoh-ogoh yang digelar untuk merayakan Nyepi Tahun Baru Saka 1938 tersebut, sebanyak 23 ogoh-ogoh melintas dari depan Hotel Inna Garuda melewati Jalan Malioboro hingga Alun-Alun Utara Yogyakarta.

Meskipun sempat diguyur hujan cukup lebat, namun warga tetap menyemut di sepanjang Jalan Malioboro menantikan pawai ogoh-ogoh yang juga dimeriahkan penampilan drumband Akademi Angkatan Udara dan barongsai.

Sejumlah ogoh-ogoh yang ikut diarak tahun ini sebagian besar berwujud makhluk yang buruk rupa, di antaranya makhluk yang memiliki wajah menyerupai babi dengan gigi taring dan memiliki empat tangan.

Namun, ada pula kelompok yang mengarak ogoh-ogoh dengan bentuk gajah berwarna ungu yang diarak dengan iringan anak-anak kecil mengenakan pakaian berwarna senada sehingga jauh dari kesan menyeramkan.

Pawai ogoh-ogoh di Kota Yogyakarta pada tahun ini lebih besar dibanding tahun lalu, begitu juga dengan rute yang ditempuh jauh lebih panjang dibanding pawai tahun sebelumnya.

Pada tahun lalu, pawai hanya melintas dari simpang Kepatihan menuju Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY yang berada di Jalan Pangurakan dan diikuti 15 kelompok.

Haryadi berharap agar masyarakat yang menyaksikan pawai ogoh-ogoh tersebut bisa memahami makna dibalik bentuk ogoh-ogoh yang buruk rupa tersebut.

"Warga juga harus bisa memberikan pemahaman bahwa makhluk yang buruk rupa tersebut hanya simbol. Bukan ditujukan untuk menakut-nakuti. Harapannya, tidak ada anak-anak yang kemudian takut melihat pawai," katanya.

Haryadi pun tidak lupa memberikan ucapan selamat Hari Raya Nyepi kepada umat Hindu dan berharap warga yang lain bisa memberikan ruang kepada umat Hindu untuk merayakan Nyepi dengan menjaga harmoni dan toleransi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement