Selasa 08 Mar 2016 02:18 WIB

Pelukis Indonesia Sumbang Karya untuk Perdamaian Iran-Saudi

Menlu Retno LP Marsudi (tengah) dan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif (kiri) mendapat penjelasan dari Peter Basuki (kanan) tentang lukisan berjudul Tafakur di Muzdalifah karya seniman Jeihan Sukmantoro di sela-sela KTT Luar Biasa ke-5 OKI di JCC, Jakarta, Se
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menlu Retno LP Marsudi (tengah) dan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif (kiri) mendapat penjelasan dari Peter Basuki (kanan) tentang lukisan berjudul Tafakur di Muzdalifah karya seniman Jeihan Sukmantoro di sela-sela KTT Luar Biasa ke-5 OKI di JCC, Jakarta, Se

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelukis Indonesia Jeihan Sukmantoro memanfaatkan momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam (OKI) dengan menyumbangkan dua karyanya untuk mendorong perdamaian Iran dan Arab Saudi. Niat Jeihan untuk menyumbangkan lukisan yang diciptakannya pada 1999 tersebut, timbul saat ia mendengar konflik Iran-Arab Saudi.

"Menurut dia, kalau sampai kedua negara itu ribut adalah masalah besar karena merupakan konflik besar antara Islam Sunni dan Syiah," ujar Peter Basuki yang mewakili Jeihan dalam acara penyerahan lukisan kepada delegasi Iran dan Arab Saudi di sela-sela KTT-LB OKI ke-5 di Balai Sidang Jakarta, Senayan, Senin (7/3).

Perselisihan dua negara Timur Tengah tersebut, kata dia, juga berpotensi menimbulkan kehancuran dunia, mengingat Arab Saudi didukung penuh oleh Amerika Serikat, sedangkan Iran mendapat pengaruh dari Rusia.

"Lukisan ini mengandung pesan 'peacefulness on earth'. Keduanya merupakan koleksi yang sangat saya sayangi, namun saya rela memberikannya kepada Iran dan Arab untuk menginspirasi mereka agar berdamai," tutur Peter mengutip kalimat Jeihan.

Secara resmi lukisan Jeihan berjudul "Tafakur di Muzdalifah" diserahkan oleh Menlu RI Retno LP Marsudi kepada Menlu Iran Mohammad Javad Zarif di sela-sela konferensi yang diikuti oleh 605 delegasi dari 57 negara tersebut.

Sedangkan karya seni lukis berjudul "Bulan di Atas Ka'bah" secara resmi diserahkan oleh Wakil Menlu RI AM Fachir kepada Menlu Arab Saudi Adel bin Ahmed Al Jubeir.

Jeihan sendiri yang telah berusia 78 tahun tidak dapat hadir dalam acara penyerahan lukisan yang masing-masing bernilai sekitar Rp1 miliar tersebut, dikarenakan alasan kesehatan.

"Kondisi kesehatannya tidak begitu baik, beliau sedang dalam masa pemulihan setelah operasi transplantasi ginjal," ujar Peter.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement