REPUBLIKA.CO.ID, MUNTOK -- Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak menyediakan lokasi pemantauan khusus untuk menyaksikan gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016.
"Kami mengakui tidak ada persiapan sama sekali untuk menyambut fenomena tersebut sehingga tidak ada acara khusus yang digelar pemkab, tetapi kalau masyarakat mau menggelar kegiatan swadaya silakan," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan dan Informatika Kabupaten Bangka Barat Eko Nugroho di Muntok, Senin (7/30.
Ia mengatakan tidak adanya titik pantau yang disediakan pemerintah bukan berarti warga tidak bisa menyaksikan fenomena alam tersebut secara bersama-sama karena sejumlah lokasi bisa digunakan sebagai lokasi pemantauan. "Pantai Baturakit dan puncak Bukit Menumbing bisa dijadikan lokasi pemantauan cukup ideal," kata dia.
Selain tidak menyediakan lokasi pemantauan, kata dia, pemkab juga belum bisa memberikan kaca mata khusus untuk melihat langsung proses gerhana matahari karena keterbatasan anggaran yang dimiliki.
"Selama ini kami selalu mengalami keterbatasan anggaran untuk menggelar kegiatan pariwisata, kami berharap ke depan bisa lebih diperhatikan agar wisata Bangka Barat semakin maju dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," katanya.
Pejabat Bupati Bangka Barat Sudirganto beberapa hari lalu mengatakan GMT merupakan kesempatan daerah untuk mengenalkan potensi wisata yang dimiliki kepada wisatawan yang hadir di Babel.
"Sebagai salah satu provinsi yang dilalui GMT, kami sudah memerintahkan dinas terkait untuk mempromosikan objek wisata yang dimiliki Bangka Barat dalam kegiatan yang dipusatkan di Bangka Tengah dan Belitung tersebut," katanya.
Selain mendirikan anjungan khusus di lokasi, kata dia, Pemkab Bangka Barat juga menggandeng sejumlah biro perjalanan untuk mengenalkan objek wisata sejarah yang ada di Muntok. "Melalui beberapa pola tersebut kami yakin akan mampu menarik wisatawan berkunjung ke Muntok," kata dia.