Ahad 06 Mar 2016 18:45 WIB

Solidaritas Warnai Negosiasi Isu Palestina dan Yerusalem

Retno Lestari Priansari Marsudi - Menteri Luar Negeri.
Foto: Republika/ Wihdan
Retno Lestari Priansari Marsudi - Menteri Luar Negeri.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menlu RI Retno Marsudi menyatakan negosiasi selama pertemuan tingkat pejabat tinggi dan tingkat menteri untuk naskah dokumen hasil KTT Luar Biasa ke-5 OKI, mengenai isu Palestina dan Yerusalem, berjalan penuh solidaritas dan persatuan antarnegara OKI.

"Yang dapat saya sampaikan, selama berlangsungnya negosiasi terlihat sangat jelas solidaritas, komitmen dan rasa persatuan dari negara-negara anggota OKI untuk mengarahkan membantu perjuangan rakyat Palestina," kata Menlu Retno dalam media briefing KTT LB ke-5 OKI di Jakarta, Ahad (6/3).

Menurut Menlu RI, masukan-masukan yang diberikan oleh para delegasi negara anggota OKI untuk naskah dokumen hasil KTT LB ke-5 OKI itu lebih bersifat memberi penekanan dan memperjelas isi dokumen.

"Jadi, kalaupun ada masukan, itu lebih kepada upaya-upaya untuk memperkuat isi dari (naskah) dokumen-dokumen tersebut," ujar Retno.

Dua dokumen yang akan menjadi hasil dari KTT LB ke-5 OKI tentang Palestina dan Yerusalem itu adalah berupa resolusi dan deklarasi.

Dokumen pertama hasil KTT tersebut berisi prinsip-prinsip dasar dan pernyataan dukungan negara-negara OKI terhadap penyelesaian masalah di Yerusalem dan kemerdekaan Palestina.

Kemudian, dokumen kedua hasil KTT Luar Biasa OKI itu adalah Deklarasi Jakarta yang berisi langkah-langkah konkret yang disepakati akan dilakukan oleh negara-negara OKI untuk menyelesaikan masalah Palestina dan Yerusalem.

Pernyataan serupa disampaikan Direktur Jenderal Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI Hasan Kleib.

"Selama perundingan dan negosiasi pada pertemuan tingkat pejabat tinggi itu cukup ekstensif. Ini lebih kepada bagaimana kami meningkatkan dan memperkuat 'language' (bahasa), baik pada resolusi dan deklarasi," kata Hasan.

Menurut dia, naskah atau rancangan dokumen hasil KTT LB OKI itu memang telah dibagikan oleh Pemerintah Indonesia kepada negara anggota OKI sejak dua pekan lalu untuk dikaji.

"Rancangan itu sudah dibagikan sejak dua minggu lalu kepada seluruh negara anggota OKI dan kita menerima banyak masukan," ungkap dia.

Selain itu, kata dia, pertemuan trilateral antara Indonesia, Palestina, dengan negara-negara pengusul isi dokumen juga telah dilakukan.

"Oleh karena itu, suasana pertemuan pejabat tinggi ini bersifat 'frienship' (bersahabat), suasana solidaritas untuk mengakomodir menuju upaya bersama untuk membantu membangun Palestina yang damai. Dan ini merupakan langkah sejak awal," ujar Hasan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement