REPUBLIKA.CO.ID, KABAENA -- Kecamatan Kabaena Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara diterjang banjir bandang, Jumat (4/3). Akibatnya pemukiman warga yang terletak di bantaran Sungai Lakambula di Kelurahan Teomokole dan Rahampuu terendam.
Lurah Teomokole Kabaena, Ilfan Nurdin Jumat mengatakan banjir tersebut terjadi karena tingginya curah hujan pada bagian hulu Sungai Lakambula di Gunung Sabampolulu. "Selain itu, air curah hujan yang tinggi tidak lagi terserap sebab gunung telah gundul akibat aktivitas pembukaan perkebunan milik warga," katanya.
Menurut Ilfan, masyarakat Kabaena secara umum belakangan ini, banyak membuka lahan untuk perkebunan cengkeh sehingga penggundulan tidak dapat terhindarkan. "Ketika gunung sudah gundul, curahan hujan tidak lagi terserap melalui akar pepohonan, sehingga banjir tak dapat dihindarkan," katanya.
Ilfan merincikan akibat terjadinya banjir bandang itu, tanggul penahan tepi Sungai Lakambula yang melintasi Kelurahan Teomokole jebol. "Panjang tanggul yang jebol sekitar 30 meter dengan lebar sekitar empat meter," imbuhnya.
Beruntung saja, kata Ilfan, rumah milik salah seorang warganya yang terletak di bantaran Sungai Lakambula tidak terbawa arus. Genangan air setinggi 50 sentimeter hingga 1,5 meter menggenangi Kelurahan Rahampuu Kecamatan Kabaena.
"Hanya rumah panggung yang tidak terendam," kata Rosmayanti (38 tahun) salah seorang warga Kelurahan Rahampuu yang rumahnya terendam banjir.
Menurut Rosmayanti, salah satu penyebab terjadinya air tergenang tinggi yaitu tertahannya air akibat jembatan milik salah satu perusahaan tambang nikel yang pernah beroperasi di wilayah itu tertutup. "Jembatan itu membuat saluran air lebih kecil sehingga ketika datang banjir bandang, air meluap dan menggenangi areal pemukiman warga serta sarana umum lainnya seperti gedung SD Teomokole, SD Negeri Rahampuu dan fasilitas publik lainnya," ujar Rosmayanti.
sumber : Antara
Advertisement