Rabu 02 Mar 2016 22:14 WIB

Jika Munaslub Golkar tak Digelar, Dikhawatirkan Terbentuk Partai Baru

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Karta Raharja Ucu
 Rapat konsolidasi persiapan Munaslub di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Kamis (4/2).   (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Rapat konsolidasi persiapan Munaslub di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Kamis (4/2). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar politik dari Unversitas Andalas (Unand), Asrinaldi yakin jika Munaslub tidak terselenggara, maka konflik Partai Golkar tidak akan selesai. Bahkan, dualisme kepemimpinan di tubuh partai berlambang pohon beringin itu akan berujung pada terbentuknya partai baru.

"Agung tak akan terima dengan putusan MA (Mahkamah Agung) itu. Dan seburuk-buruknya kejadian itu, nanti akan terbentuk partai pecahan dari Golkar," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (2/3).

MA menolak pengajuan kasasi Agung Laksono atas putusan banding Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada Senin (29/2) lalu. Dengan ditolaknya pengajuan kasasi atas putusan tersebut, putusan yang berlaku adalah hasil dari banding PT DKI Jakarta atas putusan PN Jakarta Utara.

Dalam putusan PN Jakut, musyawarah nasional Ancol dinyatakan tidak sah. PN juga memutus munas Partai Golkar di Bali yang memilih Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum dinyatakan sah. Kasasi Agung Laksono itu sendiri didaftarkan sejak tanggal 13 Januari 2016 lalu dengan nomor register 96 K/PDT/2016.

Asrinaldi meyakini, adanya putusan MA akan berpengaruh terhadap sikap kubu Aburizal Bakrie (Ical). "Kalau Ical tetap mempertahankan apa yang menonjol, artinya mereka mengutamanakn aspek hukum itu. Saya pikir penyelesaian secara politik tak akan terjadi," jelasnya.

Ia menunggu kubu Ical dalam dua hingga tiga hari mendatang ihwal apakah tetap konsisten menyelenggarakan Munaslub atau menerima putusan MA. Jika kubu Ical kembali pada sikap lama, maka penyelesaiannya akan lebih rumit.

"Itu tentu akan merugikan Golkar sebagai sistem politik di Indonesia. (Bentukan partai baru dari Golkar) ini yang dikhawatirkan oleh senior Golkar," ujar Asrinaldi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement