Selasa 01 Mar 2016 19:03 WIB

Penjelasan Ilmiah Soal Benda Aneh Dalam Kemasan Ultramilk

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ilham
Susu coklat
Foto: corbis
Susu coklat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Pihak PT Ultrajaya memberikan tanggapan ilmiah terkait maraknya pemberitaan seputar adanya benda aneh mirip kaki katak di dalam kemasan susu Ultramilk.

Plant Manager PT Ultrajaya, Azwar M. Muhthasawwar menjelaskan, berdasarkan hasil uji mikroskopis terhadap potongan padatan yang diterima dari konsumen, bahwa tekstur, aroma, dan struktur sel pada padatan tersebut adalah sebuah gumpalan susu coklat yang sudah rusak.

"Kerusakan pada susu bisa terjadi saat kemasan sudah dibuka dan disimpan lama dalam ruang terbuka atau mengalami kerusakan seperti kebocoran yang sangat kecil (micro leaking)," kata dia, Selasa (1/3). (Produsen Ultramilk Jelaskan Soal Kaki Katak Dalam Kemasan Susu).

Menurut dia, kondisi susu ini akibat penanganan atau penyimpanan yang kurang tepat. Dari hasil uji itulah, benda aneh tersebut tidak mengandung unsur daging dan jelas tidak mengandung fragmen hewan.

President Director PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Co. Tbk, Sabana Prawirawidjaja menambahkan, kondisi demikian tidak mungkin terjadi di dalam pabrik. "Bukan di pabrik, itu di distributornya," kata dia. Alasanya, jika kemasan susu itu bocor meski sangat kecil lubangnya, lalu didiamkan begitu saja selama berminggu-minggu, itu bisa menyebabkan kebusukan pada susu.

Lubang yang sangat kecil itu kemungkinan tidak menyebabkan cairan susunya bocor, tapi udara bisa masuk lewat lubang itu. "Sel daging atau susu itu sangat jelas bedanya. Tidak ada bau fragmen hewan di situ. Itu gumpalan susu yang sudah rusak," kata dia.

Sabana menjelaskan, susu itu berupa asam. Asam ini ada yang asam dan ada yang tidak. Kata dia, kalau itu sudah bergumpal terus diminum belum tentu menimbulkan patogen (bakteri yang menyebabkan sakit).

Selain itu, Sabana pun mengakui sulitnya mengontrol produk susu yang sudah keluar dari pabrik. Kontaminasi yang terjadi setelah produk lolos dari uji kendali mutu saat di pabrik sulit dikontrol.

"Kalau sudah keluar dari pabrik kami tidak bisa kontrol. Siapa yang bisa kontrol," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement