Senin 29 Feb 2016 12:11 WIB

Pedagang Berlomba Mengais Rezeki Saat Pembongkaran Kalijodo

Rep: c30/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas membongkar bangunan menggunakan alat berat di kawasan Kalijodo, Jakarta, Senin (29/2).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Petugas membongkar bangunan menggunakan alat berat di kawasan Kalijodo, Jakarta, Senin (29/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembongkaran Kalijodo masih tenang berlangsung sejak pukul 07.30 WIB di Senin (29/2) pagi. Bukan hanya aparat dan warga, pedagang pun berduyun-duyun mendatangi kawasan eks prostitusi ini.

Rusyono (47 tahun) mengaku sengaja datang dari Kampung Rambutan, Jakarta Timur untuk menambah penghasilannya dengan berjualan di kawasan Kalijodo. Dengan bermodalkan jajanan ringan, Suyono berharap jajanan yang di panggulnya itu bisa habis terjual di beli orang-orang yang menonton pembongkaran bangunan liar tersebut.

"Tadi saya ke sini pakai angkutan umum ganti tiga kali dari kampung rambutan," ujar pria tiga anak ini sambil meladeni anak kecil yang sedang membeli telur puyuh.

Rusyono mengaku sudah lima tahun lebih berjualan telur puyuh, tahu lontong, kacang asin, pilus, kacang polong, dan kripik pedas. Biasanya dia hanya berjualan di sekitar pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Kalau biasanya di Tanah Abang, tapi kalau ada demo-demo, ada bola di senayan, ada kayak gini (penggusuran. Red) saya datang," ujar Rusyono.

Saat ditanya perihal harga, sambil mengusap keringat dengan handuk kecilnya berwarna kuning dia mengaku tidak menaikkan harga. Hanya saja, dia megakui isi dari jajanan tersebut yang sedikit dikurangi.

Ia juga berujar, datang ke kawasan Kalijodo tidak sendirian. Rusyono datang bersama teman-teman kelompoknya untuk berjualan dan berlomba mencari tambahan rezeki di kawasan ini.

Pantauan Republika.co.id, benar bukan hanya Rusyono seorang. Ada sekitar tiga orang lain yang juga menjajakan jajanan yang sama. Selain itu, ada juga pedagang es goyang atau es potong, es putar, kopi, tahu sumedang, mainan anak-anak, dan tahu gejrot.

"Ini satunya tiga ribu, mau yang tempatnya cokelat atau pink?" tanya pria yang menggunakan kaos lengan panjang merah dan topi biru ini pada anak kecil yang hendak beli.

Pedagang es putar jumlahnya ternyata lebih banyak. Sekitar delapan penjual berlalu lalang di depan garis kuning polisi di depan puluhan bangunan yang kini sudah hampir sepenuhnya rata dengan tanah.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement