Sabtu 27 Feb 2016 12:41 WIB

Personel Rentan Terlibat Narkoba, Ini Jawaban Panglima TNI

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Angga Indrawan
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menghadiri rapat terbatas bersama presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menghadiri rapat terbatas bersama presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo mengatakan sejak 2015 pihaknya sudah memerintahkan kepada semua satuannya untuk melakukan pembersihan. Namun, ia tak memungkiri jika memang TNI menjadi rentan terlibat narkoba karena ada beberapa hal.

Gatot menilai ada beberapa faktor mengapa para TNI menjadi sasaran untuk dilibatkan dalam transaksi narkoba. Pertama, menurut Gatot narkoba adalah bisnis. Bisnis yang cukup menguntungkan namun ilegal.

Gatot menilai karena ilegal tersebutlah, mereka para bandar dan otak dari peredaran narkoba ingin bermain aman. Salah satu caranya adalah melibatkan TNI dan Polri.

"Karena narkoba adalah bisnis. Bisnis yang ilegal. Bisnis yan mencari tempat yang aman, tempat yang aman yaitu aparat keamanan, polisi dan TNI. Kesejahteraan prajurit juga sudah bnyk kemajuan," ujar Gatot di Mabes TNI, Sabtu (27/2) 

Gatot menambahkan, dengan minimnya kesejahteraan prajurit. Mereka yang tak berpikir panjang dan hanya ingun cepat kaya sering kali mengandalkan peredaran haram ini. Apalagi para prajurit yang pangkatnya masih tamtama dan bintara mereka harus memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Ini peluang yang mereka lihat. Saya sadar itu. Maka saya ajukan pembersihan. Bagi yang berhasil, memperoleh, mengungkap itu prestasi. Tapi, bila ada yang tertangkap mka komandannya pun akan bertanggung jawab." ujar Gatot

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement