REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebut Indonesia telah menjadi role model alias contoh panutan dalam hal penanganan terorisme. Menurut dia, salah satu faktornya karena Indonesia dapat dengan cepat mengendalikan situasi pascaserangan teror Thamrin pada Januari lalu.
"Indonesia bisa menyelesaikan teror di Thamrin dalam waktu yang singkat. Kita dijadikan role model dalam hal itu," ucap Pramono di kantornya, Jumat (26/2).
Dia menyebut, negara-negara di dunia banyak yang ingin belajar dari Indonesia mengenai cara penanggulangan terorisme dan radikalisme. Karenanya, Presiden Jokowi ditunjuk menjadi pembicara utama dalam sesi pembahasan terorisme di ASEAN-US Summit yang dihadiri banyak kepala/pemerintahan pada pertengahan Februari lalu.
Dalam forum tersebut, Jokowi memaparkan data warga negara Indonesia (WNI), yang bergabung dengan kelompok radikal di Suriah, yang hanya berjumlah 329 orang. Jumlah tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta.
Berdasarkan analisis media, kata Jokowi, faktor utama relatif sedikitnya penduduk Indonesia yang bergabung dengan kelompok radikal di Suriah adalah karena Indonesia tidak memiliki pemerintah yang represif, tidak dalam pendudukan, serta kondisi politik yang relatif stabil.
"Nanti pada bulan April-Mei, Presiden juga diundang ke beberapa negara untuk menyampaikan hal yang sama," ungkap Pramono.