REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kemacetan lalu lintas menjadi pemandangan rutin di jalur utara Sukabumi yang menghubungkan dengan Bogor dan Jakarta.
Kondisi ini misalnya terjadi pada saat pagi hari dan pulang karyawan pabrik di waktu sore hari.
"Kemacetan ini sudah mengganggu aktivitas warga," ujar salah seorang warga Kecamatan Cicurug Rustandi (30) Kamis (25/2).
Ironisnya, keadaan ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan tidak ada solusi yang mampu mengatasinya. Kemacetan tersebut ujar Rustandi disebabkan volume kendaraan yang terus meningkat.
Sementara di sisi lain ruas jalan Sukabumi-Bogor tidak mengalami pelebaran. Di sisi lain rencana pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) masih dalam proyek pengerjaan di wilayah Bogor.
Oleh karena itu lanjut Rustandi, warga berharap pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan yang efektif dalam mengatasi kemacetan lalu lintas.
Ia mengaku optimistis pasangan bupati dan wakil bupati yang baru dilantik Marwan Hamami-Adjo Sardjono mampu menghadapi tantangan tersebut.Harapan serupa disampaikan Ketua Sukabumi Journalist Forum (SJF) Fitriansyah Nachrowi.
"Pemerintah harus tegas dalam mengatasi kemacetan lalu lintas," terang dia.
Misalnya dengan menerapkan sanksi tegas kepada truk atau kendaraan berat yang membawa muatan melebihi kapasitas. Selain itu pemda diminta menindak tegas kendaraan berat yang melanggar ketentuan waktu melintas.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Sukabumi Thendy Hendrayana mengatakan, pemerintah sudah berupaya mengawasi kendaraan berat yang melintas agar tidak menyebabkan kemacetan lalu lintas. Nantinya, permasalahan kemacetan ini akan segera dibahas dalam forum komunikasi perhubungan.