REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Luthfi tak menyangka, buah durian yang ia pajang di kios pinggir jalan Kalibata, Jakarta akan laris manis. Dengan handuk terselempang di pundak dan pisau digenggaman, Luthfi memilih beberapa buah durian untuk dihidangkan kepada Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar yang secara mendadak mampir di warungnya.
Dengan jeli, Luthfi melihat tumpukan durian dan terpilih satu yang ada di tumpukan paling atas. Ukurannya sedang, warnanya hijau kekuningan dan ujungnya sedikit merekah. Ketika dibuka, terlihat isi buah durian berwarna putih keemasan dengan permukaan yang halus. Menteri Marwan langsung menyambar durian itu lalu menyantapnya pelan.
"Ini rasanya bukan manis, tapi muanis tur lezat tenan," ujar Menteri Marwan dengan logat Jawa yang khas.
Belum habis satu buah, Muhamamd Luthfi sudah membuka durian kedua yang ukurannya lebih besar. Kali ini durinya tak terlalu tajam dan permukaannya sudah agak retak juga merekah. Ketika dibuka, waw... warnanya keemasan."Ini seperti tidak punya biji, empuk dan rasanya super. Ini durian montong," ucap Menteri Marwan.
Marwan menawarkan semua yang lewat untuk ikut makan durian. Termasuk para pemulung yang kebetulan ada di sekitar sena. Sembari makan durian, Menteri Desa Pertama dalam sejatrah Republik Indonesia ini mengingatkan bahwa durian merupakan salah satu kekayaan alam yang ada di desa. Bahkan durian yang dijual di Jalan Kalibata, Jakarta Selatan ini semuanya hasil dari desa. Ada durian montong sebagai jenis unggulan dari Medan, kemudian durian Jepara yang buahnya sedikit kekuningan. Termasuk dari Bogor yang ukurannya kecil, namun lezatnya tak terkira.
"Ini masih belum musim. Nanti kalau sudah musim lebih gila lagi pak. Semua macam durian kita jual di sini," ucap Luthfi.
Menteri Marwan mengatakan, durian sebenarnya baru satu dari jutaan jenis buah yang ada di desa-desa. Jika buah-buahan bisa dikelola dengan baik dan dipasarkan dengan maksimal, maka tak aka nada desa penghasil durian yang kondisinya tertingal. Semua pasti bisa maju.
"Kita kan sudah lama mengenal desa. Sebelum jadi Menteri Desa, saya juga tiga periode berkecimpung dengan masyarakat desa sebagai anggota DPR. Sekarang saya juga sebagai Ketua Paguyuban Petani Nahdlatul Ulama. Makanya bisa saya katakan desa pasti maju kalau potensi buahnya dikembangkan," jelasnya.