REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat sekitar Glodok, Jakarta Pusat memeringati perayaan Cap Go Meh dengan menggelar karnaval dan pawai budaya Indonesia dan Cina. Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani mengapresiasi perayaan kebudayaan Cina di Jakarta ini.
Menurut dia, perayaan ini merupakan bentuk ke-Bhineka Tunggal Ika-an dari Indonesia. Pemerintah berkomitmen akan menjaga keragaman budaya ini aman di Indonesia.
“Ini juga merupakan bukti gerakan revolusi mental,” tutur Puan dalam pidato pembukaan perayaan Cap Go Meh di Jakarta, Ahad (21/2).
Puan menambahkan, perayaan Cap Go Meh ini pertama kali sejak dilaksanakan terakhir, 62 tahun lalu. Ini patut dirayakan oleh seluruh pihak, terutama masyarakat Indonesia.
Kelestarian dari ragam budaya Indonesia harus tetap dijaga. Ini adalah janji pemerintah. Bahkan, Puan menegaskan, kehadirannya sebagai perwakilan dari Presiden Joko Widodo yang juga berharap agar perayaan Cap Go Meh bukan hanya dirayakan tahun ini.
Tapi juga untuk tahun-tahun mendatang agar menjadi rutinitas masyarakat Indonesia. “Mulai hari ini dan diteruskan tahun-tahun depan dan akan dilakukan secara gotong-royong,” ujar politikus PDIP ini.
Pemerintah, kata Puan, akan terus memerhatikan hak sipil dan politik setiap warganya mulai sekarang. Sebelumnya, perayaan Cap Go Meh memang tidak pernah dirayakan oleh warga Indonesia keturunan Tionghoa.
Putri Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri ini menegaskan, kehadiran beberapa tokoh penting di pemerintahan membuktikan sikap pemerintah tidak main-main untuk menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat untuk menyambut tahun baru Imlek dan perayaan Cap Go Meh. Perayaan Cap Go Meh sendiri dihadiri banyak tokoh nasional. Selain Puan Maharani, hadir juga Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, Ketua DPR Ade Komaruddin, Ketua DPD Irman Gusman, juga tokoh-tokoh PDIP.