REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran Bandung, Muradi, Phd menyatakan jika Golkar ingin tetap bertahan maka rekonsiliasi harus dijaga. Kader di dalamnya jangan memunculkan isu yang dapat merusak suasana rekonsiliasi.
Dia menyontohkan manuver politik Nurdin Halid yang baru - baru ini mengutarakan adanya politik uang untuk memenangkan Munas. "Ini menurut saya naif, Kita tahulah gimana Nurdin mengondisikan DPD I pada Munas Bali kemarin. Ini kan mencuat ke publik," ujar Muradi, saat dihubungi, Sabtu (20/2).
Cara seperti itu dinilainya tidak tepat. Seharusnya, Nurdin dapat menghimpun kepentingan seluruh elemen di internal Golkar. Saat ini sejumlah calon ketua umum bermunculan. Hal ini dinilainya perlu didukung.
Dia menyontohkan munculnya sejumlah calon dari Jawa Barat, seperti Agus Gumiwang Kartasasmita dan Ade Komarudin. Dua orang ini dinilainya merepresentasikan generasi muda Golkar. Mereka berkompeten untuk menyegarkan pengelolaan dan strategi partai.
Muradi menyatakan posisi Akom saat ini sebagai ketua DPR memberikan sentimen positif. Posisi dia akan semakin baik lagi apabila menjadi Ketum Golkar.
Muradi juga menyoroti kader lain yang merupakan orang kepercayaan Ical, Idrus Marham dan Nurdin Halid. Bisa saja dua orang ini maju pada Munas nanti, namun dia mengharapkan ketum Golkar yang akan datang bukan lagi orang yang berkaitan dengan kepemimpinan yang sebelumnya.