Kamis 18 Feb 2016 15:46 WIB

Menkumham: Radikalisme Berpotensi Berkembang di Lapas

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Karta Raharja Ucu
Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly memberikan keterangan perspengesahan SK kepengurusan Golkar hasil Munas Riau 2019 di gedung Kemnkumham, Jakarta, Kamis (28/1).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly memberikan keterangan perspengesahan SK kepengurusan Golkar hasil Munas Riau 2019 di gedung Kemnkumham, Jakarta, Kamis (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly berpendapat, lapas menjadi salah satu tempat yang paling strategis untuk menyebarkan paham radikalisme. Ia mengatakan hal ini menjadi salah satu permasalahan yang belum ditemukan solusinya.

Yasonna mengatakan lapas mempunyai peran yang besar dalam perkembangan paham radikal. Terutama bagi mereka yang sama-sama satu pemahaman.

Bahkan tak jarang, para penjaga lapas yang niatnya hendak menderadikalisasikan para napi teroris malah jadi terbawa arus radikalisme. "Ini yang masih menjadi dilematis. Gimana membuat sistem deradikalisasi itu benar benar bisa menyentuh sasaran. Mereka yang penjaga lapas juga rentan terbujuk," ujar Yasonna saat Rapat Deradikalisasi BNPT, Kamis (18/2).

Ia menilai, menggabungkan para napi teroris dalam satu sel bukan solusi terbaik. Menurut dia, bukannya radikalisme meredam, malah akan semakin menjadi-jadi.

Perlu ada program yang holistik dengan beberapa instansi terkait dalam hal deradikalisasi ini. Dikatakan Yossana, berbagai diskusi dan temu pakar masih terus dilakukan untuk bisa mencari solusi terbaik.

"Makanya kita juga harus punya cara yang berbeda dan pendekatan khusus bagi para napi teroris ini. Agar mereka bisa kembali ke jalan yang benar," ujar Yasonna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement