Rabu 17 Feb 2016 10:52 WIB

Kemenhub Gelar Simulasi Penanganan Abu Vulkanik

 Gunung Raung mengeluarkan asap solvatara terlihat dari Desa Sempol, Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (23/7).
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Gunung Raung mengeluarkan asap solvatara terlihat dari Desa Sempol, Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Kementerian Perhubungan bersama instansi terkait menggelar simulasi melalui koordinasi dan uji coba prosedur global dan regional yang dapat diterapkan dalam penanganan sebaran abu vulkanik yang memengaruhi penerbangan.

"Dengan simulasi ini kami ingin melihat bagaimana koordinasi itu bisa efektif antara masing-masing instansi," kata Kepala Sub-Direktorat Operasi, Direktorat Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan, Dinni Noerdiani ditemui di gedung 'Emergency Operation Center' Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Rabu (17/2).

Dalam simulasi itu digambarkan Gunung Semeru di Jawa Timur meletus dan memuntahkan abu vulkanik ke udara. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kemudian mengeluarkan informasi tersebut diteruskan kepada Volcanic Ash Advisory Council (VAAC) di Darwin, Australia dan Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Dari lembaga tersebut, informasi abu vulkanik tersebut kemudian diteruskan kepada pelaku penerbangan mulai dari awak pesawat hingga penyelenggara navigasi penerbangan dan pemangku kepentingan lainnya.

Adanya simulasi tersebut berangkat dari pengalaman yang dirasakan oleh operator dan regulator Bandar Udara Internasional Ngurah Rai ketika Gunung Raung di Jawa Timur dan Gunung Barujari di Lombok, Nusa Tenggara Barat erupsi.

General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Trikora Harjo menambahkan dengan simulasi tersebut ke depan bisa diterapkan pelaku penerbangan sehingga bisa mempersingkat mekanisme penanganan dampak abu vulkanik terhadap dunia penerbangan.

"Dengan (simulasi) ini (pengeluaran Notice to Airmen) bisa lebih singkat karena ini lebih terjalin arahnya kemana. Dari satelit himawari BMKG dan dikirim ke Jakarta baru ke sini dan kemudian baru dibagi. Dengan ini kami bisa langsung komunikasi ke ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Dunia)," katanya.

Dalam simulasi itu sejumlah instansi terlibat di antaranya Direktorat Perhubungan Udara, Direktorat Navigasi Penerbangan, AirNav BMKG, PVMBG, Angkasa Pura, Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali-Nusa Tenggara, VAAC, maskapai penerbangan dan instansi terkait lainnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement