REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menargetkan produksi rumput laut sejuta ton pada tahun 2018 untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri.
“Itu sudah target yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2013-2018,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Nusa Tenggara Barat, Aminollah melalui rilisnya, Selasa (16/2).
Ia menyebut, sentra produksi rumput laut tersebar di sembilan kabupaten/kota di NTB, kecuali Kota Mataram. Sentra produksi rumput laut terbesar adalah Kabupaten Sumbawa, dimana target produksinya mencapai 498.417 ton pada 2018, kemudian disusul Lombok Timur 174.770 ton, Kabupaten Bima 78.300 ton, Lombok Barat 76.925 ton, Sumbawa Barat 90.000 ton, Lombok Tengah 47.275 ton, Dompu 33.600 ton, dan Kota Bima 700 ton, dan Kabupaten Lombok Utara 13 ton.
Aminollah menambahkan, jenis rumput laut yang dibudidayakan adalah jenis Eucheuma cottoni dengan sistem longline, Sargassum sp, dan jenis Graccilaria sp yang dikembangkan di lahan bekas tambak udang.
“Ada tiga jenis rumput laut yang dikembangkan pada kondisi perairan yang berbeda-beda, seperti di bekas tambak udang untuk jenis Graccilaria sp, kalau Eucheuma cottoni di laut lepas yang airnya relatif tenang,” katanya.
Sebagian besar sentra produksi rumput laut, kata dia, masuk dalam 10 kawasan pusat pengembangan budi daya rumput laut, yakni Desa Pengantap; Gerupuk; dan Awang di Kabupaten Lombok Tengah. Kemudian Desa Serewe dan Ekas di Kabupaten Lombok Timur.
Selain itu, di Desa Kertasari, Kabupaten Sumbawa Barat, Desa Alas, Labuhan Mapin, Pulau Medang, Moyo Utara, Maronge, Lape, Tarano, Kabupaten Sumbawa, Kwangko, dan Warorada di Bima-Dompu.
Aminollah mengatakan, untuk mewujudkan target produksi, pihaknya mendorong para pembudidaya menggunakan bibit unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta volume produksinya lebih bagus.
“Untuk mendukung tercapainya peningkatan produksi rumput laut secara berkelanjutan, kami juga didukung oleh Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok yang sudah memiliki laboratorium dan green house bibit rumput laut,” katanya.