REPUBLIKA.CO.ID, KOBA -- Sejumlah korban bencana banjir di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung memilih tetap bertahan di posko pengungsian.
Kepala BNPB dan Kesbangpol Bangka Tengah, Kaharuddin di Koba, Sabtu, mengatakan sejumlah warga masih tetap bertahan di posko pengungsian dan rumah-rumah penduduk yang tidak terkena banjir.
"Sebagian dari warga tersebut memilih bertahan karena kondisi rumah mereka masih terendam banjir dan ada juga yang rumahnya rusak parah diterjang banjir," katanya.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap rumah yang diterjang banjir dan juga mendata infrastruktur fisik yang rusak.
"Petugas tanggap darurat sampai sekarang masih tetap di lapangan bekerja membantu warga pascabanjir," ujarnya.
Ia mengatakan, sejumlah bantuan darurat berupa bahan kebutuhan pokok dan pakaian layak pakai juga terus disalurkan kepada korban banjir baik bantuan dari pemerintah daerah maupun dari masyarakat.
Ia menjelaskan, banjir bandang yang terjadi pada Senin (8/2) hingga Rabu (10/2) merendam ribuan unit rumah penduduk di enam kecamatan dan meluluh lantakkan sejumlah infrastruktur fisik.
"Ini banjir terparah yang kondisinya lebih parah dibanding banjir yang terjadi pada 2015," ujarnya.
Tentu kata dia kejadian ini tidak bisa saling menyalahkan dan sekarang yang paling penting adalah bagaimana memulihkan keadaan usai banjir.
"Tidak bisa saling menyalahkan, juga tidak menyalahkan alam karena yang pasti ini akan menjadi pelajaran ke depan untuk dilakukan antisipasi dini secara cepat dan tepat," ujarnya.