Jumat 12 Feb 2016 07:11 WIB

Kasus Kusta di Indramayu Tertinggi di Jabar

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Kusta
Foto: 7amlha.com
Kusta

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kasus penyakit kusta di Kabupaten Indramayu tertinggi di Jabar. Dibutuhkan penemuan kasus dan pengobatan dini untuk mengatasi penyebaran penyakit tersebut.

Wakil Supervisor Kusta Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Basudin, menyebutkan, sepanjang 2015, di Kabupaten Indramayu terdapat 269 kasus baru kusta dan 315 penderita yang masih menjalani pengobatan. Dari 269 kasus baru kusta tersebut, sebanyak 21 di antaranya merupakan anak-anak.

Selain itu, terdapat 58 penderita kusta yang mengalami kecacatan. Kecacatan terjadi akibat terlambatnya pengobatan.

"Kasus kusta di Indramayu ini tertinggi di Jabar, bahkan sejak 2009 lalu," ujar Basudin, saat ditemui di sela acara peringatan Hari Kusta Sedunia 2016 di Indramayu, Kamis (11/2).

Dalam kesempatan yang sama, Kasubdit Penyakit Tropis Menular Langsung Kemenkes RI, Rita Djupuri menambahkan, selain Kabupaten Indramayu, penyumbang kasus kusta tertinggi lainnya di Jabar adalah Kabupaten Karawang, Subang dan Cirebon. Di Indonesia, Jabar menempati urutan provinsi kedua tertinggi kasus kusta.

Rita menjelaskan, sumber penularan kusta adalah penderita kusta yang belum mendapat obat. Caranya melalui pernafasan maupun kontak erat dalam waktu lama.

Untuk mengatasi penularan kusta, terang Rita, maka para penderita kusta harus segera mendapat pengobatan. Penderita kusta yang sudah minum obat, tidak akan menularkan kepada orang lain sekaligus bisa menghindarkan penderita dari kecacatan.

"Obat kusta hanya ada di puskesmas, dan gratis," tegas Rita.

Bagi penderita kusta tipe kering, maka harus minum obat selama enam bulan. Sedangkan penderita kusta tipe basah, harus minum obat selama 12 bulan. Dengan taat minum obat secara teratur, maka penyakit kusta bisa sembuh sempurna.

Namun, Rita mengakui, para penderita kusta banyak yang enggan memeriksakan dirinya karena takut dikucilkan masyarakat. Pasalnya, selama ini masih ada stigma negatif dari masyarakat terhadap penderita kusta.

Padahal, jika penderita kusta tidak diobati, maka penderita tersebut akan menularkan penyakitnya, terutama kepada keluarga dan orang-orang terdekatnya. Karena itu, keluarga dan masyarakat diminta berperan aktif membawa penderita kusta ke puskesmas untuk diobati.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi menambahkan, meski tidak mematikan, namun dampak sosial akibat kusta di masyarakat sangat besar. Penderita kusta, terutama yang mengalami kecacatan, akan dikucilkan oleh masyarakat.

"Pengobatan terhadap penderita kusta harus tuntas. Obatnya gratis di puskesmas," tandas Dedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement