Rabu 10 Feb 2016 21:00 WIB

KSAU: Pesawat Super Tucano Seperti Mengebor Tanah

Pesawat tempur Super Tucano di skadron 21, Pangkalan TNI AU Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Pesawat tempur Super Tucano di skadron 21, Pangkalan TNI AU Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriyatna mengungkapkan kondisi pesawat Super Tucano ketika jatuh seluruh badan pesawat masuk ke dalam tanah seperti "mengebor" tanah karena mesin dalam keadaan hidup.

"Pesawat Super Tucano TT 3108 tersebut menerobos bangunan rumah warga, bahkan menembus tanah hingga hanya ekornya yang tampak di permukaan. Posisi ini sedikit banyak menyulitkan proses evakuasi," kata KSAU kepada wartawan di Malang, Rabu (10/2).

Menurut dia, untuk dapat mengangkat badan pesawat, tim evakuasi harus merobohkan rumah di depan lokasi jatuhnya pesawat yang masih utuh. "Kami sudah bicarakan dengan pihak keluarga dan mereka sudah setuju," katanya.

KSAU berharap proses evakuasi dapat segera diselesaikan, mengingat sejumlah rekaman data penting, seperti propeller dan engine masih tertimbun bersama badan pesawat. Jika itu ketemu bisa segera diketahui penyebab utamanya. 

Ia mengemukakan Super Tucano itu baru saja dilakukan perawatan rutin tiap mencapai 300 jam penerbangan. Tiap selesai perawatan selalu ada cek performa, dan hal itu yang dilakukan Mayor Ivy Rabu (10/2) pagi.

"Selasa (9/2) kemarin sudah dicek dan Rabu ini tes flight. Semua kemampuan pesawat termasuk akrobatik juga dites di udara," jelasnya.

Menurut dia, kecelakaan tersebut baru pertama kalinya. Saat ini, tim identifikasi berusaha mengangkat badan pesawat yang masih terkubur di dalam tanah, dan mencari video recorder untuk mengevaluasi penyebab pasti jatuhnya pesawat itu.

Ia mengakui Mayor Ivy sempat calling atau laporan ke landasan pusat Lanud Abd Saleh. Calling itu dilakukan saat mencapai ketinggian 25 ribu kaki dan 15 ribu kaki. Namun, saat mencapai ketinggian 8 ribu kaki, tidak ada calling atau hilang kontak dan dikabarkan pesawat jatuh.

"Saat dive angle 30 derajat untuk mencapai kecepatan 320 knot, harusnya pilot akan calling ke landasan, namun sudah hilang kontak. Video recorder juga sedang kami upayakan segera ditemukan dan diidentifikasi apa masalahnya hinga menyebabkan jatuh," tuturnya.

Karena kejadian tersebut, KSAU melarang pesawat Super Tucano lain untuk tes flight demi keselamatan hingga semua masalah ditemukan. "Semua penerbangan kami stop dulu sesuai prosedur, sampai masalah pesawat jatuh itu terungkap, sehingga tidak akan terjadi lagi," katanya.

 

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement