REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Musibah banjir bandang dua pekan sebelumnya sempat melanda empat desa di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Gubernur Provinsi Bali, I Made Mangku Pastika menekankan pentingnya penangan pascabanjir.
"Penanganan pascabanjir segera dilaksanakan, terutama pembangunan dan renovasi rumah-rumah warga, perbaikan saluran irigasi, dan pembangunan jalan baru," kata Pastika di Denpasar, Rabu (10/2).
Akses jalan di Gerokgak yang sebelumnya sempat terputus karena banyaknya batu-batu terbawa arus banjir kini sudah terbuka. Pastika menginstruksikan kepala-kepala desa untuk segera melakukan penangan pascabanjir segera dengan dana pemerintah provinsi dan daerah.
Sebagai antisipasi jangka panjang mencegah musibah banjir yang sama, pemerintah daerah akan melaksanakan program penghijauan di daerah hutan dan perbukitan di Gerokgak. Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida (BWS-BP), I Ketut Jayada menambahkan dalam jangka pendek pihaknya akan melakukan pembenahan alur dan penguatan pinggiran sungai.
Alasannya, sungai-sungai yang mengakses desa-desa di Gerokgak bukan tipe yang berair sepanjang tahun, sehingga kedalaman airnya berubah-ubah.
"Kami perbaiki dulu alurnya, lebarnya, kemudian dilakukan penguatan dinding-dinding sungai yang kritis," katanya.
Normalisasi tersebut, kata Jayada diprioritaskan pada tiga desa yang mengalami musibah. Ketiganya adalah Desa Musi (500 meter), Penyabangan (1 kilometer), dan Banyupoh (500 meter).
Sebanyak 72 kepala keluarga (KK) di Desa Musi dan 53 KK di Desa Penyabangan juga sudah mendapat bantuan sandang, pangan, dan kesehatan.