Rabu 10 Feb 2016 15:53 WIB

Aher: Kelola Air Sebaiknya Belajar dari Afghanistan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Citra Listya Rini
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, berbicara pengelolaan air, maka sebaiknya belajar ke Afghanistan. Karena, di Afghanistan bisa meminum langsung dari air sungai dan sumber air yang hingga saat ini terjaga kejernihannya.

"Kalau urusan bagaimana menghormati air, kita harus berkiblat ke Afghanistan. Orang-orang di kampung sana tidak ada yang berani mengotori air," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher seusai Pengukuhan Panitia Inti PON di Gedung Sate Bandung, Rabu (10/2).

Aher mengatakan, orang Afghanistan mempunyai kebiasaan memelihara air. Sungai di sana dipelihara hingga sangat bersih dan bisa diminum tanpa dimasak. "Budaya nenek moyang turun-temurun seperti itu, terpelihara seperti sekarang," katanya.

Kondisi tersebut, kata dia, berbeda dengan Jawa Barat. Di Jabar, limbah rumah tangga, industri, hingga buang hajat dibuang ke sungai. Bahkan, dulu orang-orang di desa langsung membuang hajat di pinggir sungai. Sekarang, mereka sudah memiliki WC, tapi alirannya tetap ke sungai.

 

"Itu helikopter (jamban di atas air) yang dimodernkan. Alirannya tetap ke sungai," katanya. Aher menilai, masyarakat harus diadvokasi dan disadarkan agar menghormati air. Karena, menghormati air dan lingkungan adalah bentuk menghormati kehidupan.

"Kalau bisa, masyarakat harus merasa dosa kalau mengotori air. Hadis nabi menyebutkan, aku larang kalian. Buang hajat kecil ke air mengalir. Itu baru yang kecil loh, apalagi yang besar," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan terus melakukan advokasi terhadap masyarakat, misalnya limbah ternak yang merusak air berarti sebelum dibuang ke sungai, harus diolah menjadi biogas dan bioenergi.

Sisanya, dibuat kompos sehingga tidak terbuang. "Indeks lingkungan Jabar terhitung bagus sebesar 0,94, peringkat kedua setelah Yogyakarta kalau di Jawa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement