Selasa 09 Feb 2016 18:52 WIB

Ray Tuding Hampir Semua Parpol Ingin Sistem Proporsional Tertutup

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Joko Sadewo
Ray Rangkuti
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ray Rangkuti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menyebut hampir semua partai politik (parpol) menginginkan pemilihan anggota legislatif lewat sistem proporsional tertutup, yang menentukan caleg terpilih berdasarkan nomor. Ray menuding calon legislatif parpol tidak perlu merasa seiring sejalan dengan keinginan masyarakat.

“Yang penting caleg mengikuti apa kata partai, toh nanti menang atau tidak bukan ditentukan masyarakat melainkan oleh parpol,” kata Ray saat dihubungi Republika.co.id, baru-baru ini.

Dalam sistem proporsional tertutup, meski si caleg mendapat sedikit suara namun berada di urutan atas, maka ia tetap mendapat kursi. Ini mebuat caleg sangat taat pada parpol.

Parpol pun senang dengan sistem ini karena mudah mengendalikan caleg. Parpol, dalam hal ini pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP), kata dia, akan mudah mengontrol caleg di tingkat DPRD. “Kalau mereka (caleg) melawan, maka tidak akan ditempatkan di nomor urut bagus,” ujar Ray.

Sistem proporsional tertutup dinilai tidak adil bagi caleg lain. Misalnya nomor urut 5 mampu mengumpulkan suara terbanyak untuk partai. Namun ia tidak otomatis mendapat kursi. Suara tersebut akan masuk ke parpol dan kursi yang diperoleh akan diberikan ke caleg nomor urut 1.

Pada Pemilu 2009 dan 2014, Indonesia menggunakan sistem proporsional terbuka. Pada tingkat tertentu, sistem ini menguntungkan pemilih. Parpol menjadi tidak semena-mena kepada si anggota legislatif (aleg). Aleg pun menjadi lebih berhati-hati bersikap karena dapat diawasi para pemilih.

Ray mencontohkan, misalnya dalam rencana renovasi gedung DPR beberapa waktu lalu. Banyak anggota DPR yang tidak terus terang mendukung karena mereka mendapat kritik luas dari para pemilih di daerah pemilihan (dapil) masing-masing. Akhirnya pun mereka setuju merevisi budget pembangunan DPR.

Kondisi ini, kata Ray, tidak akan ditemukan di sistem proporsional tertutup. Di sistem proporsional tertutup, anggota DPR tidak akan takut akan pandangan publik terhadap dirinya. “Yang penting tidak melukai parpol, maka akan aman,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement