Selasa 09 Feb 2016 18:29 WIB

Tanggul Jebol, Ratusan Hektare Sawah di Indramayu Terendam

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sawah
Foto: Imam Budi Utomo/Republika
Sawah

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Tanggul Kali Anyar di Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, jebol, Senin (8/2) sekitar pukul 16.00 WIB. Akibatnya, ratusan hektare sawah di dua desa di kecamatan tersebut terendam banjir.

Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Indramayu, Saptaji Aminudin menjelaskan, tanggul dengan panjang 20 meter itu jebol sepanjang delapan meter. Tanggul jebol akibat curah hujan yang tinggi di daerah hulu hingga menyebabkan arus sungai menjadi sangat deras.

''Jebolnya tanggul itu merendam 300 hektare sawah di dua desa,'' ujar Saptaji kepada Republika, Selasa (9/2).

Adapun areal persawahan yang terendam di dua desa itu, yakni Desa Jatisura sekitar 100 hektare dan Desa Jambak kurang lebih 200 hektare.

Saptaji mengungkapkan, pihaknya bersama instansi terkait sedang mengupayakan untuk memperbaiki tanggul yang jebol. Bahkan, perbaikan itu langsung menggunakan alat berat.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako menjelaskan, umur tanaman padi yang terendam banjir di Kecamatan Cikedung itu rata-rata mencapai 30 hari. Dia berharap, air segera surut. ''Kalau pucuk tanaman padinya masih terlihat, maka dalam seminggu kedepan juga masih aman,'' kata Firman.

Seperti diketahui, tanggul di Desa Jatisura merupakan tanggul kedua di Kabupaten Indramayu yang jebol dalam tiga hari terakhir. Pada Ahad (7/2), tanggul sungai Cimanuk di Blok Waledan, Desa Lamarantarung, Kecamatan Cantigi, juga jebol.

Sementara itu, tak hanya di Kabupaten Indramayu, ratusan hektare tanaman padi di Kabupaten Cirebon juga terendam banjir. Areal tanaman padi tersebut tersebar di tiga kecamatan.

Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Efendi, menyebutkan, luas areal tanaman padi yang terendam banjir mencapai 570 hektare. Yakni di Kecamatan Kapetakan seluas 470 hektare, Kecamatan Gegesik seluas 50 hektare dan Kecamatan Panguragan seluas 50 hektare.

''Usia tanaman padi yang terendam banjir itu berkisar antara satu minggu hingga 25 hari,'' terang Ali, Selasa (9/2).

Areal tanaman padi di Kecamatan Kapetakan paling banyak terendam banjir karena daerah tersebut berada di dataran rendah. Karenanya, saat musim penghujan, daerah tersebut kerap dilanda banjir.

Ali berharap, air yang merendam tanaman padi di tiga kecamatan tersebut segera surut. Pasalnya, jika dalam waktu tiga hari mendatang air tak kunjung surut, maka tanaman padi akan busuk dan mati. ''Kalau tanaman padinya mati, petani harus tanam ulang,'' tandas Ali. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement