REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (8/2) malam, menerima informasi ada delapan pendaki terjebak di Gunung Raung.
"Salah satu orang tua pendaki menelepon saya dan memberitahukan bahwa anaknya bersama teman-temannya terjebak di Gunung Raung karena ada badai," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo.
Berdasarkan keterangan orang tua pendaki, lanjutnya, sejumlah pelajar sekolah menengah atas (SMA) Jember itu melakukan pendakian ke puncak Gunung Raung dan tiba-tiba ada badai menerjang saat hendak turun. Mereka pun tersesat di sana.
"Para pendaki itu belum bisa turun dan suhu udara di sana sangat dingin, sehingga kekhawatiran orang tuanya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kram perut dan sebagainya," katanya.
Menurutnya, pihak BPBD Jember langsung melakukan koordinasi dengan tim Badan Search and Rescue (SAR) Nasional (Basarnas) terkait dengan terjebaknya delapan pendaki pelajar asal Jember itu.
"Beberapa nama pendaki yang dikabarkan terjebak itu yakni Wahyu, Alvian, Nico, Sulton, Yudha, Fandi, dan satunya pelajar perempuan. Itu nama-nama yang masuk ke BPBD Jember," katanya.
Sementara informasi yang dihimpun, sejumlah pendaki yang terjebak tersebut sedang dievakuasi turun Gunung Raung, namun beberapa pendaki masih berada di atas karena cuaca buruk.
Gunung Raung yang berada di perbatasan Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi itu statusnya masih waspada atau level II sejak 24 Agustus 2015, sehingga batas maksimal pendakian hanya sampai 2 kilometer dari puncak.
"Status Gunung Raung waspada, sehingga pendaki seharusnya tidak boleh naik ke puncak karena berbahaya," katanya.