REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenazah korban penculikan anak di Beji Depok, Jm (7 tahun), pada Ahad (7/2) siang telah dibawa ke RS Polri di Kramatjati, Jakarta Timur untuk diautopsi. Namun demikian, belum ada laporan hasil visum yang dikeluarkan oleh petugas forensik di RS tersebut hingga sore ini.
Salah satu kerabat korban yang ikut memantau proses autopsi, Syahrul Yaman (30), mengaku tidak melihat adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh Jamaludin. "Saya enggak tahu apa yang menyebabkan Jamal meninggal, soalnya tidak ada bekas kekerasan fisik di badannya," kata Syahrul kepada Republika.co.id, Ahad (7/2).
Syahrul sendiri adalah kakak ipar korban Jm. Istrinya, Neneng Nur Hamidah (28), merupakan kakak kandung korban. Menurut Syahrul, proses otopsi sudah selesai dilakukan oleh petugas forensik di RS Polri Kramatjati pada pukul 15.00 WIB. Kendati begitu, keluarganya masih menunggu laporan resmi dari polisi terkait hasil visum terhadap jasad korban.
Menurut rencana, jenazah Jm akan dimakamkan di kampung halamannya di Garut Jawa Barat. "Sore ini juga akan kami bawa mayatnya ke Garut," ujar Syahrul.
Jm murid SDN 03 Beji Depok, dikabarkan hilang sejak Sabtu (6/2) siang sehabis jam sekolah. Malam harinya, kakak kandung Jamaludin, Neneng Nur Hamidah, melaporkan kehilangan adiknya itu ke Polsek Beji.
Setelah melalui proses penyelidikan dalam waktu relatif singkat, polisi memastikan Jamaludin menjadi korban penculikan dan pembunuhan oleh tersangka pelaku bernama Januar Arifin alias Begeng (35). Bocah malang itu ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa di sebuah rumah yang beralamat di Jl H Albaido RT 014/009 No 62 Kelurahan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.
Polisi berhasil mengamankan pelaku dan masih melakukan pemeriksaan terhadap pria itu untuk pengungkapan kasus lebih lanjut.