Sabtu 06 Feb 2016 21:30 WIB

Ekonomi Kreatif Sumbang 7,1 Persen PDB Nasional

Peserta pameran industri kreatif menunjukan hasil kerajinannya dalam pameran produk ungulan di Kementerian Perindustrian.
Foto: Republika/Prayogi
Peserta pameran industri kreatif menunjukan hasil kerajinannya dalam pameran produk ungulan di Kementerian Perindustrian.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kontribusi ekonomi kreatif turut menyumbang sekitar 7,1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dengan target sumbangan 12 persen di tahun 2019.

Ekonomi kreatif turut menyumbang tenaga kerja padat karya sebanyak 12 juta orang di tahun 2014.

"Ekonomi kreatif menjadi penyumbang 7,1 persen PDB nasional dengan target sumbangan 12 persen di tahun 2019. Jika target sumbangan 12 persen pada tahun 2019 bisa terealisasi, maka akan terjadi kenaikan 10 persen atau menjadi 13 juta orang," kata Ketua Surabaya Creative City Forum (SCCF), Samsul Hadi ketika dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu (6/2).

Oleh karena itu, ia menambahkan target Kota Surabaya sebagai kota kreatif dan berdaya saing tingkat dunia bisa dimaksimalkan melalui beragam individu, komunitas dan organisasi.

"Ada 10 prinsip dalam menerapkan kota kreatif yaitu membangun platform informasi dan komunikasi sebagai wadah sinergi berbagai komunitas kreatif Surabaya, memfasilitasi proses kolaborasi kreatif yang saling terhubung antara birokrasi, akademisi, bisnis dan komunitas," paparnya.

Selain itu, lanjutnya juga mewujudkan ide kreatif komunitas menjadi bisnis kreatif melalui inkubator bisnis, mentoring pembelajaran bisnis, pembiayaan yang termasuk kemudahan modal, pemasaran dan lainnya.

"Kontribusi ekspor ekonomi kreatif mencapai 5,8 persen pada tahun 2014. Fokus awal kegiatan pelaku usaha kreatif dalam memberikan pemahaman teori dan teknis pendampingan penerapan sistem manajemen mutu SNI ISO 9001 bagi UKM harus diperhatikan," jelasnya.

Menurut dia, target satu juta UMKM saat ini sudah mencapai sekitar 200 ribu UMKM yang tersertifikasi naik kelas sejak 2015. Hal ini berarti UMKM terjadi perubahan dari sisi ketenagakerjaan bertambah, pembiayaaan meningkat jadi komersial.

"Nanti ke depannya masih ada 15 ribu UMKM di Jatim yang menjadi target sertifikasi. Kami berharap dari sisi tingkat pemahaman formalitas usaha, pebisnis harus mengerti akses sumber daya tekhnologi," ujarnya.

Di sisi lain, Ketua HIPMI BPC Surabaya, Abdul Ghofur menambahkan berdasarkan demografi Surabaya, pihaknya membidik segmen pelajar sekolah khususnya SMK untuk menjadi wirausahawan, terbukti pada Mei tahun lalu, perhimpunan tersebut telah memberi materi wirausaha teradap 1.300 siswa SMK.

"Semangat berwirausaha perlu ditumbuhkan kepada masyarakat, terutama kepada pelajar. Semua pihak harus bersinergi, seperti Pemkot Surabaya maupun dari Dinas Pendidikan yang menyebarkan bagaimana berwirausaha," tandasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement