Sabtu 06 Feb 2016 07:01 WIB

Pakistan Minta Dukungan Indonesia Terhadap Kashmir Seperti Kepada Palestina

Pasukan pemerintah India menembakkan gas air mata dan menggunakan pentungan untuk membubarkan ribuan demonstran anti-India yang melakukan aksi kekerasan setelah shalat Idul Adha di berbagai masjid di bagian India Kashmir, Jumat (25/9)..
Foto: ap
Pasukan pemerintah India menembakkan gas air mata dan menggunakan pentungan untuk membubarkan ribuan demonstran anti-India yang melakukan aksi kekerasan setelah shalat Idul Adha di berbagai masjid di bagian India Kashmir, Jumat (25/9)..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakistan mengharapkan dukungan masyarakat Indonesia bagi masalah Kashmir seperti sokongan yang diberikan kepada Palestina, kata Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Mohammad Aqil Nadeem di Jakarta, Jumat (5/2).

"Kami ingin mendapat dukungan dari masyarakat Indonesia seperti sokongan yang diberikan kepada Palestina," kata Dubes Nadeem dalam sambutannya pada seminar untuk memperingati Hari Solidaritas Kashmir 5 Februari, yang dihadiri sejumlah mahasiswa, aktivis dan masyarakat Pakistan di Jakarta.

Ketua Forum Solidaritas Kashmir Zahir Khan dan Atase Pertahanan Kedutaan Besar Pakistan Kolonel Muhammad Shahid Siddeeq juga memberikan sambutan.

Menurut Dubes Nadeem, Pakistan menyelenggarakan Hari Solidaritas Kashmir tiap tahun untuk menyatakan dukungan diplomatik, moral dan politik yang teguh bagi perjuangan rakyat Kashmir memperoleh hak penentuan nasib sendiri sesuai dengan Piagam PBB dan resolusi-resolusi terkait lainnya.

Dikatakan, Hari Solidaritas Kashmir juga merupakan acara untuk menghormati pengorbanan raykat Kashmir yang masih menghadapi penindasan selama lebih enam dekade. "Pakistan menyerukan diakhirnya pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Kashmir yang diduduki India," katanya.

Zahir Khan mengatakan India yang menduduki Kashmir selalu menolak penyelenggaraan plebisit dan tidak pernah mendengar protes-protes terhadap apa yang dilakukan para tentaranya di kawasan yang berpenduduk mayoritas muslim itu.

"India mengirim sekitar 700.000 personel militer ke Kashmir dan kami mendapat laporan dari Kashmir antara lain tentang pembunuhan, pelanggaran hak asasi manusia, pemerkosaan," kata Zahir.

Menurut dia, tiap keluarga di Kashmir sudah tak lengkap lagi anggotanya. Ada yang keluarga tanpa ayah, ibu atau saudara. "Saya pikir India akan setuju mengadakan plebisit manakala jumlah warga yang beragama Islam berkurang," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement