Kamis 04 Feb 2016 17:26 WIB

Rapat dengan Agung Laksono, Ical: Mempererat Cinta yang Sudah Bersemi

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bayu Hermawan
 Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan), berjabat tangan dengan Ketum Partai Golkar Munas Jakarta Agung Laksono  saat bertemu dengan Ketua Tim Transisi Partai Golkar Jusuf Kalla di  Jakarta, Rabu (3/2). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan), berjabat tangan dengan Ketum Partai Golkar Munas Jakarta Agung Laksono saat bertemu dengan Ketua Tim Transisi Partai Golkar Jusuf Kalla di Jakarta, Rabu (3/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Partai Golkar hasil Munas Riau, menggelar rapat pengurus harian pada Kamis (4/1). Rapat ini merupakan yang pertama kali dihadiri dua kubu Golkar, setelah kisruh dualisme kepengurusan sejak hampir dua tahun terakhir.

Rapat harian ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum Golkar hasil Munas Riau, Aburizal Bakrie (Ical). Rapat harian berlangsung secara terbuka di aula utama kantor DPP Partai Golkar Slipi.

Rapat pengurus harian ini dihadiri pengurus Golkar hasil munas Riau. Dalam kepengurusan Riau, termasuk juga kepengurusan hasil Munas Bali dan Ancol yang berselisih.

Di deretan kursi paling depan, duduk Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham beserta Wakil Ketua Umum. Dua ketua umum Golkar dari dua versi, Ical dan Agung Laksono duduk bersebelahan.

"Acaranya silaturahim dan mempererat cinta yang sudah bersemi," ucap Ical membuka rapat harian pengurus DPP Golkar hasil Munas Riau, Kamis (4/1).

Rapat harian partai Golkar ini dilaksanakan merespon surat Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) yang memerpanjang kepengurusan hasil Munas Riau.

Surat itu sendiri merupakan respon dari hasil rapat pimpinan nasional yang digelar oleh kubu Ical. Dalam surat perpanjangan Menkumham tersebut, Golkar diperintahkan untuk menggelar musyawarah nasional yang demokratis, konsolidatif dan berkeadilan.

Dalam sambutannya, Ical kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak akan maju lagi menjadi calon ketua umum Golkar. Ical juga menceritakan drama yang terjadi saat rapat pimpinan nasional Golkar yang sebenarnya tidak menginginkan adanya Munas.

Namun, kata Ical, kalau Munas dilakukan untuk mempersatukan Golkar dan demi kebaikan partai, maka harus dilakukan.  "Kita sudahlah pertikaian dan memererat persaudaraan untuk Partai Golkar," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement