REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar bakal digelar beberapa bulan lagi. Tetapi, di tengah persiapan munaslub yang digelar sebagai upaya penyatuan dua kubu partai berlambang pohon beringin tersebut, justru muncul kabar kurang mengenakan, yakni munculnya partai baru, Partai Golkar Indonesia (PGI).
Tetapi, pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya berpendapat, tidak mudah membuat partai baru di tengah konflik internal. "Kita tahu tidak mudah membuat partai baru saat Golkar sudah terpecah-pecah semenjak adanya Gerinda, Hanura dan Nasdem saja," katanya, Sabtu (30/1).
PGI kabarnya didirikan seorang kader Golkar, Yamin Luther. Ia mengklaim sejumlah DPD Golkar Munas Jakarta akan mendeklarasikan berdirinya PGI karena kecewa dengan konflik berkepanjangan di partai yang identik dengan warna kuning itu. Tetapi sesepuh Golkar, Jusuf Kalla membantah berdirinya PGI.
Yunarto yakin jika partai baru tersebut benar-benar terbentuk, pasti akan layu. Apalagi penyelesaian pertikaian antara dua kubu, Agung Laksono dan Aburizal Bakrie diyakini bakal selesai pada munaslub mendatang.
"Penegasan (Menkumham) Yasona H Laoly , ini adalah munas yang pengurusan dibuat oleh munas Riau dan bukan Bali," kata dia.
Artinya, ini akan mendukung dalam kepanitian dan proses kedua belah kubu yang bertikai. Munculnya kabar PGI, menurut dia cepat atau lambat akan menghilang.Sebab penyelesaian konflik dengan munaslub, telah disepakati kedua kubu yang bertikai.
Ia optimistis munaslub akan berjalan dan tidak terlalu yakin PGI dapat menjelma menjadi partai baru. "Saya rasa tidak akan (ada kubu) yang merasa kecewa untuk membentuk partai baru," kata dia.