Jumat 29 Jan 2016 01:40 WIB

Bupati akan Perkuat Perda Perlindungan Tuna Netra

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Winda Destiana Putri
Melatih kemandirian penyandang tunanetra.
Foto: Antara
Melatih kemandirian penyandang tunanetra.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Bupati Banyumas Achmad Husein, memberi perhatian besar pada para tuna netra.

Dalam acara peringatan HUT Pertuni (Persatuan Tuna Netra) di pendopo Setda Banyumas, Kamis (28/1), Bupati menyatakan akan membuat peraturan daerah (Perda) yang menjamin kesamaan hak antara penyandag cacat netra dengan warga normal lainnya.

"Nanti kita cek perdanya. Kalau sudah ada perdanya, kita akan perkuat perda yang ada dengan adendum yang memperkuat jaminan agar hak-hak penyandang cacat netra bisa terlindungi secara hukum," jelasnya.

Dia berharap, dengan adanya perda tersebut, maka semua fasilitas publik yang dibangun juga harus menyediakan sarana dan prasarana bagi penyandang cacat netra.

"Dengan demikian, para penyandang cacat netra ini juga bisa mendapatkan fasilitas dan hak yang sama dengan warga lainnya," jelasnya.

Bupati juga meminta agar warga Banyumas juga meningkatkan kepedulian pada para tuna netra. "Bila ada penyandang cacat netra hendak menyeberang, polisi dan masyarakat umum harus bersedia membantu mereka. Baik dengan menyeberangkan atau memberi kesempatan para penyandangan cacat netra untuk menyeberang lebih dulu," katanya.

Ketua DPP Pertuni, Furqon Hidayat, mengungkapkan acara peringatan HUT Pertuni ini digelar dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan tunanetra di Indonesia.

"Berdasarkan asumsi Departemen Kesehatan, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 1,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia," jelas dia.

Selain itu, Furqon menyebutkan, peringatan juga dimaksudkan untuk mensosialisasikan tongkat putih sebagai identitas penyandang tuna netra.

"Dengan identitas ini, kami berharap aparat dan para pengguna jalan yang melihat pemegang tongkat putih hendak menyeberang jalan agar bisa dibantu menyeberangkan," jelas dia.

Dia berharap, dengan adanya identitas tongkat putih ini, maka keamanan dan keselamatan kaum tunanetra dalam bermobilitas bisa lebih terjamin.

"Hal ini bukan berarti kita minta dikasihani. Namun keterbatasan fisik yang kami miliki, memang menyebabkan kita membutuhkan bantuan orang lain dalam beraktivitas," jelasnya.

Namun lepas dari semua itu, Furqon menyebutkan, kaum tunanetra juga bisa berkarya tidak kalah dengan mereka yang bisa hidup normal.

"Kami juga bisa menggunakan teknologi seperti komputer tidak kalah dengan orang yang normal pada umumnya," tambah dia.

Seusai diterima Bupati, puluhan tuna netra yang hadir dalam acara tersebut, kemudian melakukan parade keliling kota Purwokerto dengan menggunakan tongkat putih. Rombongan tersebut dilepas oleh Wakil Bupati Budhi Setiawan.

Setelah menyusuri berbagai ruas jalan, mereka kemudian kembali ke pendopo Setda Banyumas untuk mengisi acara hiburan berupa pentas band penyandang tunanetra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement