REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Wilayah Pantai Nongsa Batam dan sekitarnya yang terletak di sisi utara Pulau Batam kotor akibat penuh sampah yang terbawa arus saat musim angin utara.
"Sudah beberapa hari ini angin utara bertiup kencang. Jadi sampah alga dan barang-barang lain terbawa ke pantai," kata seorang warga Nongsa Pantai Alim, Rabu (27/1).
Sampah yang mengotori Pantai Nongsa Pantai selain alga (sejenis rumput laut liar) juga terdapat potongan-potongan kayu, botol minuman mineral, berbagai sampah plastik. "Airnya sudah megandung minyak meski tidak begitu nampak. Limbah minyak sering mencemari pantai saat Musim Angin Utara seperti saat ini," kata dia.
Pantai Nongsa berhadapan langsung dengan jalur pelayaran kapal-kapal besar antara Batam dan Singapura. Akibat banyaknya sampah tersebut, wisatawan yang datang dengan maksud untuk main air akhirnya hanya duduk-duduk di pinggir pantai.
"Airnya kotor dan penuh rumput (alga). Kami khawatir kalau main air malah gatal-gatal karena ada minyaknya," kata Dian.
Setiap tahun saat Musim Angin Utara (November-Februari) perairan utara Pulau Batam selalu dicemari sampah dan limbah minyak diduga yang dibuang ditengah laut sehingga terbawa arus ke pantai. Pada tahun ini, pencemaran limbah sudah terjadi di Pantai Tanjungpinggir Sekupang sejak sekitar sepekan. Pasir di pinggir pantai yang biasanya nampak putih kecoklatan kini nampak lebih gelap dan menghitam.
Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan Kota Batam Dendi Purnomo mengatakan hasil pemeriksaan menunjukkan limbah tersebut sejenis marine fuel oil. "Hasil pemeriksaan itu minyak kotor. Sepertinya sengaja dibuang di tengah laut sehingga terbawa arus ke Tanjungpinggir," kata dia.
Ia mengatakan tidak bisa mencegah kejadian tersebut karena masuk ke wilayah pantai di Batam karena terbawa arus dari musim Angin Utara yang berhembus ke Batam.
sumber : Antara
Advertisement