REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laloly mengakui ada komunikasi Aman Abdurahman dan Bahrun Naim dari Lapas Nusakambangan. Diceritakan Yasonna, ada kemungkinan keluarga Aman yang berkunjung menjadi penghubung dan pengirim pesan dari jaringan Bahrun Naim.
"Ya mereka komunikasi pasti bisa lewat keluarga dan kunjungan. Tapi kalu Bahrun punya alat lebih canggih saya tidak tahu. Tapi pasti mereka berhubungan," ujar Yasonna di Kantor Menkopolhukam, Rabu (27/1).
Komunikasi itu membuahkan hasil empat calon 'pengantin' yang pada akhirnya menjadi empat pelaku bom sarinah.
Yasonna mengaku memang tak bisa membatasi kunjungan di lapas. Ia pun menyakinin seketat apapun pengawasan di Lapas, para napi punya banyak cara dan celah untuk berkomunikasi dengan orang luar.
"Makanya sekarang kita awasi betul. Kita batasi apa yang menjadi cara mereka untuk bisa menyebarkan faham mereka. Kita kerjasama sama BNPT dan Polri," ujar Yasonna.
Sebelumnya, Kapolda Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan empat tersangka bom sarinah merupakan bagian dari jaringan Bahrun Naim. Hal tersebut diketahui karena adanya aliran dana yang masuk ke empat tersangka ini dari Bahrun Naim.
Sedangkan Aman Abdurahman sendiri memiliki tugas untuk mencetak kader kader baru dari dalam lapas. Selain itu, mereka juga mendapat jaringan dan informasi dari lapas Nusakambangan.
Seperti diketahui, Aman Abdurahman serta Bahrun Naim merupakan orang yang diduga bertanggung jawab dan menjadi otak bom sarinah 14 Januari 2016 lalu. Apalagi salah satu tersangka, Afif merupakan seorang residivis yang kemudian menjadi pelaku bom sarinah.