Rabu 27 Jan 2016 08:40 WIB

MUI Pamekasan: Gafatar tak Ajarkan Paham Sesat

Polisi menunjukkan foto satu keluarga yang hilang berikut atribut bendera Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Mapolresta Depok, Jawa Barat, Selasa (19/1).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Polisi menunjukkan foto satu keluarga yang hilang berikut atribut bendera Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Mapolresta Depok, Jawa Barat, Selasa (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan, Jawa Timur, Ustaz Abdul Qodir menyatakan, organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) tidak mengajarkan paham sesat yang menyimpang dari ajaran Islam.

"Karena ajaran akidahnya sama, yakni telah melaksanakan shalat dan sedekah sesuai dengan syariat Islam," katanya di Pamekasan, Selasa (26/1).

Abdul Qodir yang juga takmir Masjid Al-Furqon, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, mengemukakan hal itu setelah berdialog dengan mantan anggota Gafatar asal Blok H, Nomor 10, Perumnas Tlanakan, Siti Djunaidah.

Perempuan ini rencananya hendak dibaiat agar kembali pada ajaran Islam karena dikhawatirkan organisasi yang membawanya ke Kalimantan itu mengajarkan akidah yang menyimpang dari syariat Islam.

Sebelum dibaiat, Ustaz Abdul Qodir terlebih dahulu berdialog dengan Siti Djunaidah terkait aktivitasnya selama di penampungan bergabung dengan ormas Gafatar, tujuan perempuan itu bergabung dengan Gafatar, serta aktivitasnya selama di penampungan.

Dalam dialog itu, Djunaidah menjelaskan bahwa selama ini dia tidak pernah diajarkan keyakinan lain yang berbeda dengan ajaran Islam yang selama ini dia anut.

"Selama bergabung dengan Gafatar, saya shalat dan sedekah, sesuai dengan ajaran Islam yang saya anut selama ini, dan kami di sana tidak pernah diajari ajaran atau paham baru," katanya.

Atas jawaban itu, Ustaz Abdul Qodir berkesimpulan bahwa mantan anggota Gafatar itu tetap berpegang teguh pada ajaran Islam yang sebenarnya dan organisasi Gafatar tersebut tidak mengajarkan ajaran sesat. "Ibu ini tidak perlu dibaiat lagi karena selama ini tetap Islam," katanya.

Siti Djunaidah akan kembali ke Pamekasan setelah dipulangkan pemerintah bersama para anggota Gafatar lainnya asal Jawa Timur. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Pamekasan menjemput Siti Djunaidah di Surabaya dengan menggunakan mobil bernomor polisi B 9153 PSC.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement