Sabtu 23 Jan 2016 06:35 WIB

Ini Pembelaan SGRC UI Soal Organisasi Gay dan Lesbian di Kampus

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bilal Ramadhan
Undangan SGRC di UIN Jakarta.
Foto: Twitter
Undangan SGRC di UIN Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Support Group and Resource Center on Sexuality Studies Universitas Indonesia (SGRC UI) merasa tidak memiliki permasalahan dengan pihak kampus. Hubungan antara SGRC UI dan Universitas Indonesia (UI) sejauh ini berjalan lancar.

“Hubungan kami dengan Universitas Indonesia selama ini sangat baik,” ujar Chairperson SGRC UI, Prameswari Noor dalam siaran persnya, Jumat (22/1).

SGRC UI, kata dia, adalah komunitas atau kelompok kajian yang dibangun secara otonom, sama seperti kelompok kajian lainnya. Salah satu alasan penggunaan nama dan makara UI adalah karena pendiri dan anggota SGRC UI merupakan mahasiswa, alumni, serta dosen dari Universitas Indonesia.

“Kegiatan kami juga berbasis di wilayah kampus UI, poin inilah yang menjelaskan kenapa kami menggunakan logo dan namaUI di dalam komunitas kami,” ujarnya.

Mengenai larangan penggunaan nama dan makara UI, pihak SGRC telah melakukan kontak dengan Kemahasiswaan UI. SGRC UI berniat melakukan pertemuan dengan pihak universitas demi meneruskan hubungan baik yang selama ini telah terjalin.

SGRC UI didirikan pada 17 Mei 2014. Prameswari mengatakan SGRC UI bukanlah kelompok untuk LGBT saja. “Kami adalah kelompok belajar yang mengkaji topik-topik gender dan seksualitas,” kata dia.

SGRC UI didirikan dengan misi menyediakan lingkungan yang aman bagi seluruh civitas akademika UI dan semua anggota masyarakat untuk mempromosikan, mendidik, dan mengembangkan program-program yang berkaitan dengan seksualitas, reproduksi, dan masalah orientasi seksual.

SGRC UI juga hendak menyediakan infrastruktur dan sarana pendidikan, informasi yang memadai, layanan advokasi, dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang terbuka untuk mendukung seluruh akademisi UI yang berhubungan dengan seksualitas, reproduksi, dan masalah orientasi seksual.

Komunitas tersebut melakukan dan memberikan pendidikan, pelayanan sosial, mendukung, dan sumber daya untuk meningkatkan kesadaran akan masalah yang terjadi di masyarakat terkait kesalahpahaman tentang seksualitas, reproduksi dan isu-isu orientasi seksual.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement