REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepolisian Sektor (Polsek) Denpasar Selatan pada Rabu (20/1) sore menggelar razia di sepanjang Jalan Sesetan, Denpasar. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi keberadaan kelompok radikal, seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Pulau Dewata.
Razia kendaraan dilakukan menyusul munculnya surat kaleng berisi ancaman teror di Denpasar dan Singaraja yang dikirimkan oleh orang tak dikenal ke Kantor Camat Buleleng awal pekan ini. Surat ancaman tersebut dianggap mengganggu kondusivitas dan meresahkan masyarakat.
Razia selektif dilakukan terhadap kendaraan-kendaraan, khususnya yang bernomor plat luar Bali. Informasi yang diperoleh kepolisian sebelumnya bahwa surat tersebut diduga dikirimkan seorang pengendara motor berplat AG (Kediri, Jawa Timur).
"Operasi seperti ini sudah kami gelar sejak akhir tahun lalu hingga Tahun Baru 2016. Kami juga melakukan penebalan pasukan sejak beredarnya ancaman beberapa waktu lalu," kata Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Nanang Prihasmoko, Rabu (20/1).
Pihak kepolisian di Buleleng juga meningkatkan pengawasan. Razia dan pemeriksaan juga dilakukan di pemukiman warga, rumah kos, hingga pemukiman pendatang dari Jawa Timur demi menemukan si pemilik motor.
Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika secara terpisah mengimbau masyarakat tak perlu ketakutan dengan surat ancaman seperti yang terjadi di Buleleng. Menurutnya, hal itu hanya bertujuan menciptakan keresahan.
"Pemerintah dan aparat keamanan kita selalu waspada dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi," kata Pastika. (Polisi Sketsa Wajah Pengirim Surat Ancaman).
Pemerintah dan aparat keamanan, kata mantan Kapolda Bali itu, selalu berupaya memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Masyarakat juga diminta peduli untuk menjaga keamanan dan kedamaian.
"Siapapun tak perlu ragu jika berkunjung ke Bali. Kami jamin Bali tetap aman," kata Pastika.
Saat ini polisi juga sedang mereka-reka wajah pengantar surat kaleng tersebut. Termasuk menggali keterangan dari para saksi. Sementara itu, pengamanan di Buleleng dan Denpasar diperketat. Sebab, ancaman dalam surat tersebut ditujukan ke dua wilayah tersebut.
"Diduga kuat si pengancam anggota teroris yang berkaitan dengan aksi bom dan penembakan di MH Thamrin," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Anton Charliya.