REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenazah Amir Aouli Taher, warga Kanada yang menjadi korban dalam serangan teror di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, pada 14 Januari lalu, hingga saat ini masih terbaring di RS Polri Kramat Jati.
Kepala Instalasi Forensik RS Polri, AKBP Jayus Suryanto mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan kabar dari Kedutaan Besar Kanada, terkait pengambilan jenazah Amir.
"Belum, kalau dari kedutaan nanti lapornya ke pimpinan dulu, baru ke saya. Kalau dia (pimpinan) bilang keluarin, baru kita persiapkan semuanya. Tapi sampai saat ini belum ada perintah itu," katanya di Jakarta, Senin (18/1).
Sementara, Kabid Dokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Anton Castilani mengatakan pengambilan jenazah Amir masih menunggu hasil diskusi kedutaan Kanada dan Aljazair. Dia mengatakan, hal ini karena kotban memiliki kewarganegaraan ganda.
"Belum ada info mau diambil kapan dan dari kedutaan yang mana, karena dia punya dua kewarganegaraan," katanya.
Pengambilan jenazah di RS Polri terkait kasus bom di Thamrin memerlukan tes DNA dari keuarga korban atau pelaku. Anton mengatakan, jenasah Amir sebenarnya sudah tidak ada masalah untuk diambil.
"Kalau korban itu udah gak ada masalah mau diambil, tinggal kedutaan mana yg mau memulangkan," katanya.