Senin 18 Jan 2016 16:56 WIB

Kemiskinan Membelit Keluarga Terduga Teroris Ahmad Muhazan

Rep: Lilis Handayani/ Red: Ilham
Pos Polisi Sarinah tempat ledakan bom pada Kamis (14/1).  (Republika/Wihdan)
Foto:

Untuk membantu ekonomi keluarga, ibunda Azan, Maemunah, membuka warung kecil-kecilan di depan rumah mereka. Akibat keterbatasan modal, dia hanya bisa berjualan makanan ringan.

''(Keluarga Azan) memang masuk golongan ekonomi kebawah,'' ujar salah seorang tetangga orang tua Azan di Desa Kedungwungu, Miftah Hariri kepada Republika.co.id, Senin (18/1). (Sopir Angkot Kok Mau Mendirikan Negara Islam).

Sejak terjadinya peristiwa teror di Sarinah, Miftah kerap dimintai bantuan oleh pihak keluarga Azan untuk menyampaikan keterangan kepada awak media.

Miftah menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, pasangan Syahroni dan Maemunah dibantu oleh anak-anak mereka. Anak pertama pasangan itu, diketahui telah menikah dan tinggal di Subang. Namun, dia jarang pulang.

Sedangkan anak kedua, tinggal bersama suaminya yang membuka usaha ban vulkanisir di Jakarta Timur. Sekitar 2011 - 2012, Azan pernah ikut menjadi karyawan di usaha ban milik kakak iparnya tersebut.

Adik laki-laki Azan, juga telah menikah. Dia bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement