Senin 18 Jan 2016 16:55 WIB

Polisi: Kasus Kopi Maut Sudah Direncanakan Pelaku

Rep: c30/ Red: Dwi Murdaningsih
Pra-Rekonstruksi Kematian Mirna: Anggota Reskrim Polda Metro Jaya melakukan pra-rekonstruksi di Cafe Olivier, Mal Grand Indonesia, Jakarta, Senin (11/1). Pra-rekonstruksi dilakukan dengan memeriksa ulang saksi-saksi kasus kematian Wayan Mirna Salihin.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pra-Rekonstruksi Kematian Mirna: Anggota Reskrim Polda Metro Jaya melakukan pra-rekonstruksi di Cafe Olivier, Mal Grand Indonesia, Jakarta, Senin (11/1). Pra-rekonstruksi dilakukan dengan memeriksa ulang saksi-saksi kasus kematian Wayan Mirna Salihin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aparat kepolisian Polda Metro Jaya menduga kasus kopi maut yang diminum oleh Wayan Mirna Salihin (27 tahun) telah direncanakan. Sebab, dari hasil tes laboratorium forensik Mabes Polri kopi yang digelas dan kopi yang di botol milik kafe ditemukan hasil yang berbeda.

"Hasil tes laboratorium, lambung dan kopi di dalam gelas positif mengandung sianida NaCN dan kafein, sedangkan barang bukti pembanding yaitu kopi dari kafe belum ditemukan sianida, hanya mengandung senyawa kafein," ujar Sekretaris Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri Kombes Hudi Suryanto.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengatakan jajarannya sudah meningkatkan status kasus tersebut menjadi penyidikan kasus kopi maut.

"Setelah diselidiki dan kami hadirkan para ahli, antara kopi dan lambung korban benar mengandung zat sianida," ujar Kombes Krishna di Gedung Direskrimum Polda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (18/1).

Krishna juga menyebutkan, zat sianida baru ditaruh oleh pelaku saat gelas kopi sudah berada di meja. Akan tetapi, bagaimana cara racun tersebut dimasukkan, inilah yang masih sedang dalam penyidikan.

"Pelakunya kan sudah ada di TKP itu (Cafe Olivier)," ujar dia.

Perlu diketahui, dari prarekonstruksi kopi Vietnam dan dua minuman lainnya sudah berada di meja sebelum Mirna dan Hani datang. Kemudian, ketika Mirna datang diperagakan oleh pelayan kafe, setelah menyeruput kopi ia mengatakan rasa kopi tersebut amat menjijikan. Tak lama setelah itu, korban langsung mengibaskan kedua tangannya dan kejang-kejang.

Sebelumnya, yang memesankan kopi tersebut adalah Jessica di Kafe Olivier Grand Indonesia pada Rabu (6/1). Jessica atau Siska langsung memesan tiga kopi sekitar pukul 16.09 WIB. Kemudian barulah Mirna (korban) dan Hani datang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement