REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pada 2016 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatra Selatan membidik jumlah wisatawan, baik wisatawan asing atau mancanegara dan wisatawan nusantara lebih banyak lagi datang ke daerah ini. “Pada 2016 Disbudpar menarget sebanyak 4.121.974 wisatawan Nusantara dan 38.453 wisatawan asing atau mancanegara berkunjung ke Sumsel,” kata Irene Camelyn Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disbudpar Sumsel, Senin (18/1).
Menurut Irene, target 4 juta wisatawan Nusantara tersebut meningkat sekitar 0,1 persen dibanding kunjungan 2015 sebanyak 3.747.136 wisatawan. Untuk wisatawan mancanegara (wisman) target tersebut meningkat 0,09 persen dari 2015 sebanyak 35.278 wisman.
Plt Kepala Disbudpar Sumsel mengakui, walau Presiden Joko Widodo mendorong pengembangan sektor pariwisata, namun di Sumsel masih banyak obyek atau destinasi wisata yang masih butuh pengembangan. “Masih banyak obyek wisata yang fasilitasnya terutama fasilitas penunjang atau amenitas yang butuh perhatian,” ujarnya.
Mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Sumsel itu memberi contoh masih dibutuhkan amenitas seperti jalan akses, fasilitas air bersih, toilet dan mushala yang butuh perbaikan pada 2016.
Sementara itu Gubernur Sumsel Alex Noerdin pada FGD (Focus Group Discussion) pariwisata Sumsel yang dihadiri beberapa bupati dan wali kota pekan lalu, sudah memperingatkan agar pemerintah daerah setempat membenahi berbagai fasilitas obyek wisata yang ada di daerahnya.
“Sumatra Selatan ini kaya sumber daya alam, memiliki kecantikan panorama dan landscape yang membuat kagum banyak orang. Namun masih banyak obyek wisata yang pengelolaan serta fasilitas pendukungnya kurang,” kata Alex Noerdin.
Alex juga memperingatkan tentang promosi pariwisata Sumsel yang kurang. Masih ada objek wisata di daerah ini tidak ada dalam situs atau website daerah. “Padahal turis, khususnya mancanegara, banyak mendapatkan informasi dan rekomendasi tempat wisata dari dunia maya,” ujarnya.
Gubernur Sumsel juga mengingatkan pemerintah daerah kabupaten dan kota untuk segera menata dan membenahi obyek wisata yang ada di daerahnya. Alex memberi contoh obyek wisata Danau Ranau di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan. “Obyek wisata ini belum tertata rapi. Harus segera diperbaiki secepatnya untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan yang datang ke sana,” katanya.
Di Kota Palembang, menurut Alex Noerdin, belum ada objek yang benar-benar bisa dijadikan daya tarik, kecuali Jembatan Ampera. “Memang sekarang ada museum Al Quran raksasa, namun informasi tentang objek wisata tersebut belumlah lengkap,” ujarnya.