REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Association of the Indonesian Tours and Travel (Asita) Sumatera Barat, menyatakan teror bom dan penembakan di kawasan Sarinah, Jakarta pada Kamis (14/1) tidak mempengaruhi sektor pariwisata Indonesia secara signifikan.
"Untuk wisatawan domestik tidak terpengaruh dan hanya syok sesaat. Sedangkan untuk internasional memang ada pengaruh, namun tidak begitu besar," kata Ketua Umum Asita Asnawi Bahar, Senin (18/1).
Ia mengatakan pengaruh teror bom Sarinah tidak sesignifikan bom Bali, namun ada beberapa negara yang langsung memberikan instruksi pada warga negaranya seperti Australia, Amerika dan Inggris.
"Untuk pembatalan-pembatalan kunjungan di sektor pariwisata ada, namun sampai Senin (18/1) belum terlalu banyak. Jumlah pastinya akan terlihat di Badan Pusat Statistik (BPS) Januari yang dikeluarkan bulan depan," katanya.
Rata-rata wisatawan yang berkunjung ke Indonesia ialah 700.000 hingga 800.000 orang per bulan dan pada bulan-bulan tertentu ada yang mencapai 900.000 pengunjung, dan pengaruh dari teror bom itu akan terlihat dari angka kunjungan yang dikeluarkan BPS nantinya.
Ia mengatakan Asita mengapresiasi para pihak yang terlibat dalam memperbaiki keadaan pasca-bom, namun diharapkan pemerintah terus memprioritaskan agar sektor pariwisata selalu siaga 1 sebagai antisipasi dan pencegahan aksi serupa.
"Industri pariwisata adalah korban pertama terjadinya aksi seperti ini sehingga pemerintah perlu melakukan segala upaya agar kejadian serupa tidak lagi terulang," ujarnya.
Selain itu, pemerintah perlu gencar menjelaskan keadaan tersebut pada publik dengan diiringi pemberian jaminan keamanan pada setiap pihak di sektor pariwisata terutama para pengunjung lokal maupun asing termasuk keamanan pada alat transportasi yang digunakan seperti kapal pesiar.
Selain itu, di sektor industri, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan teror bom yang terjadi di Sarinah tersebut tidak akan mempengaruhi jalannya industri secara nasional.
"Memang ada aktivitas perdagangan dan industri yang terganggu pasca-bom dan baku tembak itu, namun hal tersebut hanya bersifat sementara," ujarnya